Padahal jelas-jelas saat itu Gayus sudah terkena yellow allert saat paspornya diperiksa petugas.
"Waktu paspor itu yellow alert, harusnya itu diteliti. Penelitian itu kan sudah ada kode-kode yang harus dilihat secara protap," kata Patrialis di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Selasa (18/1/2011) malam.
Secara kasat mata, banyak kejanggalan yang ditemukan di paspor Gayus. Patrialis menyayangkan mengapa petugas di Bandara tidak menemukannya.
"Secara kasat mata, ada enam besar kelemahan dari paspor itu, masa nggak ketahuan," lanjut Patrialis.
Sedangkan untuk di Jaktim, Patrialis sudah menindak tegas hampir di seluruh bagian pembuatan paspor. Mulai dari petugas penyimpanan paspor, petugas pembayaran hingga juru foto. "Semua ditemukan unsur kelalaian," tegasnya.
Hasil pemeriksaan sementara tim, petugas imigrasi belum terbukti menerima suap, baru kelalaian administrasi. Tim ini sendiri masih terus bekerja untuk mencari tahu kenapa paspor itu akhirnya bisa sampai di tangan Gayus.
"Ini yang masih didalami. Bisa juga kerjasama, bisa juga konspirasi, bisa juga bagian dari sindikat. Tetapi kita kan belum tahu menyimpulkan satu di antara itu," bebernya.
Patrialis juga memberi sinyal, akan ada petugas-petugas lain yang bisa terkena sanksi karena kasus ini.
"Ya buktinya kemarin 6 sekarang 16, besok berapa, kita nggak tahu lagi," pungkasnya. (mok/her) (detikNews)