Berjalan lebih dari setahun, drama kasus Bibit-Chandra akhirnya Senin (25/10) menuju titik akhir. Kejaksaan memilih opsi pengesampingan (deponering) perkara ini. Dengan diambilnya keputusan deponeering ini, dua pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Bibit Samad Rianto dan Chandra M Hamzah, kini secara legal nasibnya terkatung-katung.

Seluruh keperkasaan dan kewibawaan hukum Republik Indonesia mulai hari ini harus memaklumatkan kepada dunia bahwa hukum telah mati. Mati karena dipaksa bersujud dan menyembah kepada superman mahaperkasa bernama Gayus Tambunan.

Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengaku akan memintai keterangan Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Nurdin Halid, terkait kajian sistem mereka terhadap pengelolaan anggaran olahraga PSSI dan klub-klub sepakbola di bawah naungan PSSI, yang berasal dari dana APBN dan APBD.

"Kita akan mintai keterangannya," ujar Wakil Ketua KPK bidang Pencegahan M Jasin di Hotel Nikko, Jakarta, Rabu (9/2/2011).

KPK mengaku sangat serius melaksanakan kajian sistem tersebut. Bahkan jika Nurdin tak kooperatif memenuhi panggilan tersebut, KPK mengancam akan mendatanginya di kantornya, di PSSI, untuk memintai keterangan pimpinan PSSI itu.

"Kalau (Nurdin) nggak bisa datang, ya kita yang datangi," ujarnya.

Jasin menambahkan, keterangan Nurdin diperlukan dalam pelaksanaan kajian sistem yang dilakukan KPK. Terkait kajian sistem itu sendiri, KPK menjanjikan, akan menyelesaikannya dalam satu hingga dua bulan ke depan.

"Kajian sedang berjalan. Kira-kira sebulan dua bulan lagi selesailah," tuturnya. (TRIBUNNEWS.COM)

Home

Nasional

Daerah

Sport

LifeStyle

Opini

Advetorial

SuratPembaca

Redaksi