Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Purnama yang terjadi pada Minggu (27/1/2013) diprediksi akan memperparah dampak musim hujan tahun ini.

Pakar hidrologi Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengatakan bahwa Jakarta bisa "tenggelam" alias kembali banjir akibat pasang purnama.
Senin, 21 Januari 2013

27 Januari, Jakarta "Tenggelam"?
Seberapa besar kemungkinan itu terjadi?

Firdaus mengatakan sebelumnya bahwa curah hujan akan tetap tinggi. Adanya pasang akibat purnama akan menahan air dari daratan. Dikatakannya, sesedikit apapun, aliran dari sungai takkan bisa masuk ke laut.

Thomas, Djamaluddin, Deputi Sains, Pusat Sains Atmosfer, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengatakan bahwa gabungan efek cuaca dan pasang memang perlu diwaspadai, namun tak perlu panik.

"Hal itu bisa terjadi kalau memang ada gabungan antara curah hujan yang tinggi dan merata serta efek pasang," papar Thomas, Sabtu (19/1/2013).

Thomas mengatakan, jika curah hujan tinggi dan merata, volume air di sungai akan meningkat. Bila air laut juga pasang, maka aliran air sungai ke muara akan lebih lambat. Volume air berpotensi meluap, menjadi genangan atau banjir.

Pada Minggu nanti, Thomas mengatakan, "Potensi Jakarta tenggelam kecil. Kejadian tanggal 16 dan 17 Januari 2013 yang lalu saya prediksi tidak akan terulang Minggu depan," katanya.

Thomas mengungkapkan, pasang memang akan memuncak Minggu depan. Namun, curah hujan hingga akhir Januari, berdasarkan analisisnya, cenderung menurun. Dengan demikian, syarat untuk Jakarta "tenggelam" tak terpenuhi.

"Tren curah hujan di Indonesia secara umum menurun. Ini karena suhu muka laut juga menurun. Aktivitas konveksi dan pembentukan awan pun demikian," katanya.

Thomas juga menyinggung tentang Osilasi Madden Julian (MJO). Secara sederhana, MJO adalah osilasi sub musiman yang terjadi di wilayah tropis akibat sirkulasi skala besar ekuatorial yang bergerak dari barat ke timur atau Hindia ke aPasifik tengah. MJo memengaruhi curah hujan.

"MJO memengaruhi pembentukan awan di Indonesia. Aktivitas MJO saat ini sedang tertekan sehingga pembentukan awan juga menurun," jelas Thomas.

Thomas mengatakan, sebenarnya secara umum Indonesia mengalami penurunan intensitas curah hujan. Curah hujan tinggi yang menjadi salah satu pemicu banjir Jakarta pada Kamis (17/1/2013) lalu merupakan kondisi lokal.

"Ini karena adanya pertemuan angin dari utara dan selatan dan karena adanya tekanan rendah di selatan Selat Sunda," papar Thomas.

Walau potensi Jakarta "tenggelam" Kamis nanti kecil, Thomas tetap meminta masyarakat untuk waspada.

Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho,  mengatakan, pasang air laut dalam beberapa hari ke depan diprediksi tinggi. Pada Senin (21/1/2013), pasang akan memuncak hingga ketinggian 0,95 meter. Pada Sabtu (26/1/2013), pasang bisa mencapai 1 meter. Sementara pada Minggu depan, pasang bisa mencapai 0,95 meter.


Waspadai Pasang Air Laut Tanggal 26

Terkait banjir di Perumahan Pluit dan pesisir Jakarta, Kepala Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengingatkan, pasang air laut harus diwaspadai di daerah rawan banjir.

"Waduk Pluit menerima aliran dari Kali Cideng dan beberapa sungai yang banjir. Panel dua pompa banjir berkapasitas 35 meter kubik per detik dan 4 meter kubik per detik di Waduk Pluit terendam banjir dan tidak beroperasi. Akhirnya banjir meluas karena pasokan debit ke Waduk Pluit terus terjadi, sementara itu pembuangan air tidak berjalan. Kondisi makin parah ditambah dengan pasang laut makin bertambah," kata Sutopo, Minggu (20/1/2013).

Pasang laut tertinggi pada Sabtu (19/1/2013) terjadi pada pukul 07.35, yaitu 0,87 meter. Pada Minggu (20/1/2012) pasang tertinggi terjadi pukul 07.51, yaitu 0,91 meter.

Pasang air laut pada Senin (21/1/2013) pukul 08.10 diprediksi setinggi 0,94 meter. Bahkan pada Kamis (24/1/2013) hingga Sabtu (26/1/2013) pasang tertinggi diprediksi mencapai 1 meter antara pukul 09.09-09.46.

"Tentu ini berpotensi terjadi rob air laut karena air dari daratan tidak bisa mengalir ke laut. Pasang laut juga diperkirakan memasuki daratan. BNPB meminta masyarakat terus waspada," kata Sutopo. (kompas)
Sebuah mobil terendam akibat banjir yang melanda kawasan Pluit Raya, Jakarta Utara, Sabtu (19-1-2013)

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :