Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menyatakan Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi, Gatot Abdullah Mansyur, sudah resmi ditarik dari negeri kerajaan itu.

"Sudah ditarik untuk konsultasi dengan Kementerian Luar Negeri," kata Marty sebelum melakukan rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR RI di Gedung DPR, Jakarta, Senin 20 Juni 2011.
Selasa, 21 Juni 2011
Indonesia Resmi Tarik Duta Besar untuk Arab Saudi
Marty juga membantah Pemerintah Indonesia kecolongan dengan adanya eksekusi Ruyati binti Sapubi. "Bukan. Ini bukan masalah advokasinya, tapi sikap dari sistem pengadilan di Arab Saudi demikian." ujarnya." Suka tanpa pemberitahuan, langsung melakukan eksekusi."

Marty menekankan bahwa masalah ini bukan pertama kali terjadi dan bukan hanya kepada Indonesia, tapi juga negara lain. "Di mana warga negara asing dihukum mati, telah dilaksanakan eksekusinya tanpa pemberitahuan terlebih dahulu," sebut Marty.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah Republik Indonesia akan menyampaikan protes kepada Kerajaan Arab Saudi.

Protes itu dikarenakan tidak adanya pemberitahuan dari Pemerintah Arab Saudi kepada Pemerintah Indonesia terkait hukuman pancung yang diterima oleh Ruyati, TKI asal Bekasi, Jawa Barat itu.

"Kita akan menyampaikan protes ke Arab Saudi karena mereka melaksanakan hukuman tersebut tanpa terlebih dahulu memberitahu kepada perwakilan dan ini bukan pertama kalinya. Negara lain pun mengalami hal yang sama, seperti India dan Nigeria. Ini yang dikeluhkan oleh berbagai negara," kata Marty.


Mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Hasyim Muzadi, mendesak pemerintah untuk lebih tegas dalam melakukan diplomasi dengan Pemerintah Arab Saudi. Hal ini penting dalam memperjuangkan warga Indonesia yang menjadi tenaga kerja di Arab.

"Pemerintah (bisa) minta pengampunan dalam diplomasi tingkat tinggi seperti yang dilakukan Gus Dur. Siti Zaenab selamat dari hukuman mati karena Gus Dur menelepon sendiri ke Raja Saudi minta pengampunan," kata Hasyim melalui surat elektroniknya, Senin 20 Juni 2011.

Sebelumnya, Ruyati menjalani hukuman pancung di Arab Saudi pada Sabtu 18 Juni 2011 lalu. Ruyati dihukum pancung dengan tuduhan membunuh majikannya.

Indonesia, kata Hasyim, adalah satu-satunya negara yang masih mengirimkan tenaga kerjanya ke Arab Saudi. Padahal, sudah tidak ada satu negara miskin pun di dunia saat ini yang mengirimkan pembantu rumah tangga ke Saudi. "Mereka tahu benar bagaimana budaya majikan Saudi pada umumnya terhadap pembantu rumah tangga perempuan," katanya.

Sebagai negara satu-satunya pengirim tenaga kerja wanita ke Arab Saudi, Indonesia menjadi bahan ejekan negara miskin lainnya karena tidak punya malu dan tidak punya harga diri. "Saudi hanya cocok untuk ibadah dan diplomasi, bukan untuk yang lain," ujarnya.
(TEMPO Interaktif)
Aksi untuk Ruyati di Kedubes Arab Saudi