Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Politisi 'vokal' Partai Golkar, Bambang Soesatyo memaklumi bila hasil survey yang diungkap oleh lembaga survey Indo Barometer publik merindukan era pemerintahan Soeharto.

Hasil survey ini, menurut Bambang, adalah akumulasi kekecewaan rakyat terhadap gaya kepemimpinan pemerintahan saat ini, SBY-Boediono.
Jum'at, 20 Mei 2011
Rakyat Rindu Soeharto karena Anggap SBY Gagal
"Pemerintahan ini belum lakukan perbaikan. Tanya deh, supir taksi, supir bajaj. Hidup makin susah, pasti saat ditanya lebih enak Soeharto," kata Bambang dalam diskusi bertajuk Hasil Survey Indobarometer Orba versus Era Reformasi di DPR, Kamis (19/05/2011).

Bambang kemudian bercerita, saat dirinya kampanye dalam pilkada lalu. Setiap orang yang ditemuinya, dari kalangan pedesaan mengeluh, kondisi saat ini tidak lebih baik saat era Orde Baru.

"Itu pernyataan orang desa. Zaman Soeharto, bibit, pupuk, mudah didapat. Sementara sekarang kondisinya, petani menjual beras saja, harus bersaing dengan beras impor. Jadi, hasil survey ini bukan sesuatu yang baru karena ini bagian dari akumulasi kekecewaan pemerintahan saat ini. Adanya kekeliruan saat menjalankan pemerintahan," Bambang menandaskan.

Gaya pemerintahan sekarang dengan gaya kepemimpinan Soeharto, juga beda. Bambang kemudian membandingkan soal penunjukkan menteri. Di era Soeharto, para menterinya lebih berkualitas dibanding para menteri di era pemerintahan sekarang.

"Misalnya soal penunjukkan menteri. Didasari antara lain didasari yang pribumi dan non pribumi. Kemudian, jumlah. Yang akibatnya, banyak menteri yang tak pantas, kemudian dipaksakan jadi menteri," sindir Bambang.

"Kualitas menteri jaman soehaerto lebih baik dibanding jaman saat ini. Sekarang pemanggilan calon menteri, cuma basa-basi. Dipanggil, kemudian disorot tivi," katanya lagi.

Bambang kemudian juga tak yakin, bila kemiskinan, pengangguran saat ini dikatakan sudah menurun. Klaim pemerintah, dianggapnya, berbeda dengan realitas sebenarnya.

"Nyatanya sekarang, utang luar negeri bertrilyun-trilyun. Malah memunculkan korupsi baru. Kemudian, banyak pejabat yang takut menaruh uang ke bank-bank nasional. Petani menghasilkan beras, tapi nggak laku karena kalah bersaing dengan beras impor," Bambang menandaskan.

Politisi PDIP Tak Percaya Survey Rindu Soeharto

Politisi PDI Perjuangan Ganjar Pranowo adalah salah satu politisi yang tak setuju dengan hasil survey Indo Barometer yang mengungkap publik rindu Soeharto.

"Jangan lupa zaman Soeharto utang besar juga, masyarakat dibuai dengan harga barang murah. Negara dibebani utang yang besar dan sebagai gantinya kita diekplorasi asing dengan kerja sama yang sama sekali tidak menguntungkan bangsa ini," kata Ganjar dalam diskusi bertajuk Hasil Survey Indo Barometer Orba versus Era Reformasi di DPR, Kamis (19/05/2011).

Ganjar kembali membeberkan, fakta-fakta soal era Orde Baru yang ia anggap banyak sekali kesalahannya sehingga rakyat tahun 1998 lalu, menggulingkan pemerintahan Soeharto. Era pemerintahan Soeharto, kata Ganjar diplomatis sarat dengan praktek-praktek KKN.

"Proyek-proyek negara hanya dinikmati Soeharto dan kroni-kroninya. Coba tanyakan para jendral zaman Orba berapa kekayaannya yang sampai sekarang nggak habis. Apalagi, keluarga Soeharto yang bisnisnya dimana-mana tapi tidak juga tersentuh KPK sampai sekarang," tandas Ganjar.

Ganjar kemudian memberikan persepsi berbeda atas fakta yang terungkap dalam hasil survey Indobarometer yang mengungkap publik rindu era Soeharto. Hingga kini, tegas Ganjar lagi,

"Persoalan reformasi adalah dari enam agenda ada tiga hal utama yang tidak terpenuhi. Salah satunya, penegakkan hukum yang tidak berjalan terutama untuk menumpas korupsi. Dan kroni-kroni Soeharto, keluarga Cendana tidak tersentuh sampai sekarang," tegas Ganjar. (tribunnews)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :