Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Surabaya - Masa depan Liga Primer Indonesia (LPI) dan Superliga besar kemungkinan akan habis. Dan, akan muncul liga baru yang lahir dari perkawinan LPI dan Superliga.

Pernyataan kontroversial ini disampaikan Komisaris Persebaya yang juga pencetus LPI, Saleh Ismail Mukadar.
Jum'at, 24 Juni 2011
LPI & ISL Dibubarkan?
Dihubungi lewat telepon selulernya, Rabu (22/6/2011), Saleh mengungkapkan, masa depan LPI dan Superliga hampir pasti game over. "Karena keduanya akan dilebur. Nantinya lahir liga baru dengan konsep yang saat ini diterapkan di LPI," kata Saleh.

Masa depan Superliga memang diujung tanduk seiring keluarnya Permendagri No. 1 Tahun 2011 yang menyebut, mulai tahun anggaran 2012 (efektif per 1 Januari 2012) seluruh klub professional di Indonesia tidak boleh mendapatkan dana dalam bersumber dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah). Sementara, mayoritas tim Superliga masih menyusu uang rakyat.

Sedangkan LPI juga tidak jelas kelanjutannya. Hal ini seperti yang disampaikan pelatih Persebaya 1927 bahwa 99 persen putaran kedua tidak pernah ada. Itu artinya kompetisi hanya berjalan setengah musim saja. Meski hal ini terus dibantah oleh pihak LPI, namun tanda-tanda buramnya masa depan LPI sudah terlihat dari jeda kompetisi yang tidak wajar, yakni tiga bulan.

Bisa jadi, LPI sengaja mengulur waktu sembari menunggu siapa Ketua umum baru yang terpilih di Kongres PSSI nanti. "Pemerintah punya kepentingan sangat kuat agar LPI dilebur dengan Superliga. Dan klub-klub yang tidak ada modal bisa dibiayai oleh konsorsium," lanjut mantan manajer Persebaya ini.

"Saat ini masih dalam tahap pembicaraan. Prosenya maju mundur karena konsorsium tidak mau semua, tapi maunya pemerintah semuanya diambil," papar Saleh.

Dalam proses bargaining ini, pihak-pihak yang terlihat antara lain, Menteri Negara Pemuda dan Olahraga (Menegpora) sebagai wakil pemerintah, LPI, PT Liga Indonesia yang diwakili Sekretaris Komite Normalisasi (KN) Joko Driyono, serta KN sebagai 'penghulunya'. Posisi KN dalam perkawinan ini juga sangat sentral.

"Perkawinan itu tidak bisa dihindari. Superliga tidak bisa jalan sendiri, oleh karena itu konsep LPI harus diadopsi," sebut Saleh. "Kalau KN gagal, putaran kedua tetap jalan. Semuanya tergantung yang mengawinkan," jelas pria yang juga anggota Komisi E DPRD Jawa Timur ini. [sya/but](beritajatim)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :