Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Kerobokan - Untuk menjaga situasi pasca kerusuhan napi di Lapas Kerobokan Denpasar, pada Sabtu (25/6), untuk sementara Lapas Kerobokan menutup waktu besuk selama dua hari kedepan.

“Untuk sementara jam besuk tidak kita berlakukan, paling tidak dua hari ini,” ucap Kepala Lapas Kelas II A Kerobokan Siswanto, pada Sabtu (25/6/2011). Menurut Kalapas alasan ditiadakannya jam besuk ini, untuk menjaga situasi dan kenyamanan bagi para napi pasca kerusuhan terjadi.
Minggu, 26 Juni 2011
Pasca Kerusuhan, Lapas Kerobokan Ditutup Dua Hari
Lebih lanjut Siswanto juga mengatakan kerusuhan yang terjadi dikarenakan rasa solidaritas sesame napi, saat petugas BNN Pusat ingin memeriksa salah seorang napi bernama Hariadi, yang merupakan mantan anggota Densus 88 yang terlibat kasus narkoba.

“Ya mereka bersatu mungkin karena solidaritasnya sesama napi sudah terjalin cukup lama, terlebih setelah ada napi yang ditangkap, mereka marah dengan merusak berbagai fasilitas di Lapas,” ujarnya.

Kalapas menambahkan, kondisi didalam Lapas Kerobokan sudah berjalan normal dan para napi sudah terlihat tenang. Kalapas tidak menampik bahwa kerusuhan yang terjadi akibat kedatangan petugas BNN Pusat yang ingin memeriksa salah seorang napi bernama Hariadi, mantan anggota Densus 88 yang terlibat kasus narkoba.

Sekedar diketahui, pemeriksaan Hariadi terkait tertangkapnya dua kurir narkoba di Jakarta dan mengaku Hariadi sebagai Bandar narkoba.

“Sewaktu petugas BNN datang mereka marah dan terjadilah keributan,” katanya.

Para napi melakukan perusakan kaca blok, kantor hingga kantin dan musolah. Bahkan, mereka membakar arsip para napi yang tersimpan di perkantoran tersebut. Siswanto sendiri ikut menjadi korban karena berusaha menenangkan para napi. “Semua sudah terkendali tapi kita masih tetap waspada,” ucapnya. [bb/bay](inilah)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :