Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Presiden Susilo bambang Yudhoyono menyebut pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton Solo, Minggu (25/9/2011) jaringan bom Cirebon. Dia diduga Achmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Rahardjo alias Achmad Abu Daud bin Daud.

Hayat merupakan satu dari lima buronan polisi, bagian dari jaringan pengebom Masjid Ad Zikra Mapolresta Cirebon, 15 April 2010. Informasi ini diperoleh Tribun dari jaringan intelijen, beberapa usai bom meledak.
Senin, 26 September 2011

Bom Bunuh Diri Solo
Pengebom Diduga Bernama Hayat alias Rahardjo
Foto diduga pelaku bom bunuh diri di gereja Kepunton, Solo

Identifikasi lebih dini karena kemarin siang langsung beredar foto pelaku melalui pesan massal via Blackberry Messenger. Foto pelaku dalam keadaan tewas, dengan isi perut yang terburai, yang tergeletak di lantai depan gereja.

Foto pelaku pemboman gereja Kepunton, mirip dengan DPO bernama Achmad Yosepa Hayat alias Hayat alias Raharjo alias Achmad Abu Daud bin Daud. Selain Yayat, empat buron lainnya yaitu Nanang Irawan alias Nang Ndut alias Gndutt alias Ndut, Heru Komarudin, Yadi al Hasan alias Abu Fatikh alias Vijay alias Yadi, dan Beni Asri.


Ini Dia Berita yang Dibaca Pengebom Sebelum Beraksi

Seseorang yang diduga pelaku bom bunuh diri di GBIS Kepunton sempat browsing di warung internet Solonet, sekitar 200 meter dari lokasi bom meledak, Minggu (25/9/2011).

Dari hasil penelusuran history di komputer yang disewa orang tersebut, terbaca beberapa berita yang diakses dari situs arrahmah.com.

Rina Ristiningsih, salah seorang petugas warnet mengaku melihat kehadiran seorang pengguna warnet yang ciri-cirinya sama persis seperti ciri pelaku bom yang tewas di GBIS Kepunton. Di tempat itu pula orang tersebut menitipkan tas ranselnya warna hijau tua.

"Kalau melihat gambar pelaku bom, ciri-cirinya sama persis seperti orang yang tadi ke sini. Pria, separuh baya, agak botak sedikit di bagian depan, memakai kacamata, memakai jaket warna krem dan celana hitam," kata Rina. Menurut Rina, pelaku datang ke warnet seorang diri dengan berjalan kaki sekitar pukul 08.30

Berikut history dari browsing internet dari orang tersebut di situs arrahmah.com;

1. Tim pembunuh AS bunuh sipil Afghan dan menggunakannya untuk permainan poker
2. Penjajah AS merekam percakapan ponsel presiden boneka Afghanistan
3. Ledakan lukai tentara salibis Perancis di Afghanistan
4. Delapan staf PBB tewas di Afghanistan selama protes pembakaran Al-Qur'an
5. Protes pembakaran Qur'an berlanjut di Afghanistan
6. Sempat olok-olok sorban, pendeta theo akhirnya minta maaf
7. Taliban manfaatkan Twitter untuk sebar info terbaru perang Afganistan
8. Alhamdulillah, Mujahidn IIA tembak jatuk drone AS
9. Hotel mewah di Kabul jadi target serangan
10. Allahu Akbar! Lebih dari 90 personil militer AS dan Nato tewas
11. Turki hentikan kapal bermuatan senjata untuk Suriah
12. 300 Mujahid AQAP termasuk 50 bomber dikirim ke ibukota Yaman
13. Video Syaikh Usamah : Mati syahid, cita-cita manusia terbaik

Pemerintah Gagal Jaga Keamanan ?

Kasus  ledakan bom yang terjadi di negara ini terasa tidak pernah habisnya. Baru saja hari ini terjadi aksi bom bunuh diri di gereja bathel injil (GBIS) kapunton, Solo, Jawa tengah.

"Disini terlihat kegagalan pemerintah dalam menjaga keamana di negara kita, pihak keamanan kembali kecolongan setelah terjadi bom bunuh diri yang memakan korban," ungkap Dhika yudistira Sekjend  Lingkar Studi Mahasiswa (LISUMA) Indonesia, dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (25/9/2011).

Dia melanjutkan bahwa sekian lama masyarakat selalu diberikan situasi yang mencekam karena tidak pernah tuntasnya kasus bom di negara ini. Masyarakat sudah sangat lelah mendapatkan keadaan seperti ini, kasus bom selalu terjadi dimana-dimana.

Seharusnya, tegasnya, bukan hanya mengutuk dan berkata prihatin, akan tetapi saatnya pemerintah segera menuntaskan permasalahan- permasalah di negeri ini. Dengan itu masyarakat tidak merasa terancam dengan kasus bom kembali.

"Dan ternyata kasus bom adalah salah satu PR besar pemerintah yang segera harus dituntaskan dari berbagai macam permasalahan di negara ini yaitu korupsi, tingkat kesejahteraan masyarakat dan permasalahan lainnya. Apabila tidak segera diselesaikan akan membuat tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah sangatlah kecil," ujarnya.

Dia menegaskan lingkar studi mahasiswa (LISUMA) Indonesia minta agar pihak kepolisian segera  mengusut tuntas kasus bom solo ini. Pun pihak kepolisian agar lebih meningkatkan intensitasnya dalam menjaga keamanan, biar tidak terjadi kembali tragedi ledakan bom seperti ini.
"Yang kami liat juga kasus bom ini sebagai upaya memprofokasi antar umat beragama, maka dari itu kami berharap pada semua lapisan masyarakat agar tidak terprofokasi atas kejadian bom di Solo siang ini, Karena belakangan ini pun terjadi kasus di Ambon. Jangalah kita masyarak menjadi korban dari pihak-pihak yang berkepentingan," demikian dinyatakannya. (Tribunnews)