Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengakui, pemerintah saat ini memang tengah mengkaji kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Ia enggan menjelaskan lebih rinci soal kajian tersebut.
Kamis, 21 Maret 2013

Pemerintah Kaji Kenaikan Harga BBM
"Memang pemerintah ada pengkajian untuk kenaikan harga BBM. Tapi, untuk kapannya, tunggu saja, sabar. Menaikkan harga BBM itu harus ekstra hati-hati," kata Jero saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (20/3/2013).

Ia mengatakan, pemerintah saat ini masih konsisten pada kebijakan penghematan BBM bersubsidi, khususnya pada mobil dinas atau mobil angkutan khusus di perkebunan dan pertambangan. Sementara kebijakan pembatasan BBM bersubsidi pada kendaraan pribadi masih sebatas wacana.

Jero berpendapat, anggaran subsidi energi memang sudah besar, bahkan sudah memberatkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). "Kalau melihat anggaran untuk subsidi energi hingga subsidi BBM, ini memang besar dan kita akan fokus untuk menurunkan subsidi tersebut," ujarnya.

Langkah yang ditempuh adalah mengalihkan konsumsi BBM ke bahan bakar gas (BBG). Pemerintah kini gencar membangun stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan mendorong mobil-mobil angkutan umum menggunakan BBG.

"Ini memang harus dihitung secara cermat (rencana kenaikan harga BBM-nya). Jangan sampai masyarakat miskin terkena imbasnya," katanya.


BBM Bersubsidi Over Kuota

Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Andy Noorsaman Someng mengatakan kuota BBM bersubsidi Januari-Februari 2013 sudah berlebih 0,7 persen. Pemakaian BBM bersubsidi berlebih ini disebabkan karena banyak libur dan puncak liburan awal tahun.

"Jadi ini bukan lost, tapi over kuota 0,7 persen saja," kata Andy saat konferensi pers di kantor BPH Migas Jakarta, Rabu (20/3/2013).

Namun Andy menegaskan, kelebihan kuota BBM bersubsidi tersebut bukanlah hal yang mengkhawatirkan.  "Ini memang over kuota, tapi cuma 0,7 persen. Ini masih normal karena masih di bawah 1 persen," tambahnya.

Hingga saat ini, BPH Migas mengaku sudah menjaga pengawasan dan konsumsi BBM bersubsidi secara optimal pada Januari dan Februari 2013. Namun ada beberapa hari yang tidak bisa diprediksi penggunaan BBM bersubsidinya.

Andy menduga kuota BBM Bersubsidi yang jebol ini disebabkan karena kendaraan mobil kelas menengah atas ada yang beralih dari konsumsi BBM non subsidi menjadi BBM bersubsidi. Seperti diketahui disparitas harga BBM bersubsidi dengan BBM non subsidi jenis pertamax mencapai Rp 5.000 per liter.

Hal ini yang menyebabkan mobil kelas menengah atas serta industri dan kapal menyalahgunakan solar dan premiumnya.

Sekadar catatan, konsumsi BBM subsidi pada Januari 2013 untuk Premium mencapai 2.391.418 kilo liter, solar mencapai 1.277.670 KL dan minyak tanah/kerosine mencapai 95.075 KL. Sedangkan pada Februari konsumsi BBM subsidi mencapai 2.192.430 KL, Solar mencapai 1.165.267 KL dan minyak tanah mencapai 89.641 KL. (kompas)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :

ilustrasi