Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
majalahbuser.com - Tangisan pertama seorang bayi tepat hari ini, Senin 31 Oktober 2011 akan menggenapkan penduduk bumi menjadi tujuh miliar jiwa. Negara di berbagai belahan dunia menyambut dengan suka cita dengan menggelar pesta dan berbagai kado istimewa. Di lain sisi, masa depan suram mengintai anak manusia di muka bumi yang kian sesak.
Senin, 31 Oktober 2011

Selamat Datang di Bumi Manusia ke-7 Miliar!
Bila di Zambia, ada lomba lagu bertema 7 miliar; di Vietnam ada konser 7B: Counting On Each Other. Kalau pemerintah Rusia menyiapkan kado khusus untuk bayi ke-7 miliar, Pantai Gading menggelar sebuah acara komedi. Tapi, Sekjen PBB Ban Ki-moon, menyambutnya dengan muram.

"Siapapun yang lahir, dia akan lahir dalam dunia yang penuh kontradiksi. Banyak makanan, tapi miliaran orang kelaparan. Banyak yang hidup mewah, tapi masih banyak yang hidup tidak sejahtera," kata Ban.

Naik tiga kali lipat

Tibanya penduduk ke-7 miliar ke dunia adalah pertanda bahaya. PBB mencatat, bayi ke-6 miliar lahir pada 12 Oktober 1999 di Bosnia bernama Adnan Mevic. Hanya dalam waktu 12 tahun, penduduk bumi bertambah satu miliar orang. Warga dunia beranak pinak dan bertambah tiga kali lipat sejak 1945.

Kofi Annan, yang menjabat Sekjen PBB saat itu, salah satu orang yang menunggui di rumah sakit Sarajevo saat Mevic lahir. Sebelas tahun setelah kelahirannya, keluarga Mevic masih bergelut dalam kubangan kemiskinan. Seperti dikutip dari laman Guardian, PBB mencatat, saat ini setiap menit ada 267 bayi lahir, 51 diantaranya lahir di India. Ban Ki-moon bahkan meramalkan India akan mengambilalih predikat negara dengan penduduk terbesar di dunia dari China pada 2025. Saat itu, penduduk India  mencapai 1,5 miliar jiwa.

"Ini bukan soal angka, ini soal manusia. Ada tujuh miliar orang yang membutuhkan cukup makanan, energi, memperoleh kesempatan kerja dan pendidikan. Mereka butuh HAM dan kemerdekaan, bersuara, dan mengurus anak mereka dalam kedamaian dan keamanan," ujar Ban Ki-moon mengungkapkan kekhawatirannya.

Pertumbuhan populasi yang tak terkendali berarti makin keras upaya untuk memberi kemakmuran pada setiap jiwa. Negara berpenduduk besar akan bergulat mengatasi masalah kependudukan seperti  urbanisasi, degradasi kualitas lingkungan, permintaan kesehatan, pendidikan dan layanan sosial lainnya. Ban menekankan bahwa ekonomi global saat ini menyebabkan tekanan pengangguran, melebarnya kesenjangan sosial, dan munculnya kekuatan ekonomi baru.

Badan PBB untuk Kependudukan (UNFPA) menyebut, untuk negara dengan penduduk  yang berkembang pesat, masalah lapangan kerja untuk generasi muda, kelaparan dan kekeringan akan menjadi hambatan paling nyata. Sementara, sebagian negara maju yang bergelimang kemapanan akan kehilangan produktivitas akibat pertumbuhan penduduk yang kian landai tak lagi menunjang pertumbuhan.

Siapa bayi ke-7 miliar?

Menurut PBB, bayi  ke-7 miliar akan lahir di sebuah desa di Uttar Pradesh, India. Dari  51 kelahiran setiap menit di India, 11 diantaranya di Uttar Pradesh. Namun, posisi kelahiran si bayi ke-7 miliar lahir masih menjadi teka-teki. Seperti dimuat dari Times of India, sejumlah organisasi mengklaim bahwa Pinky Pawar (25), warga desa Sunhaida di distrik Baghat akan menjadi ibu calon ibu anak ke-7 miliar. Sementara lainnya, menyatakan bayi itu akan lahir di sebuah desa dekat Lucknow. Sebuah tempat telah disiapkan menyambut kelahiran seorang bayi perempuan calon bayi ke-7 miliar.

Dengan jumlah penduduk sebesar itu, perhatian utama dunia adalah bagaimana menyediakan kebutuhan dasar yang mencukupi  untuk tambahan 2-3 miliar jiwa penduduk dunia hingga 50 tahun mendatang. Bank Dunia mencatat, kelangkaan makanan bergizi  terjadi pada 925 juta orang di dunia sebagai akibat kenaikan harga pangan. Dan, yang paling merasakan kerasnya perjuangan bertahan hidup adalah mereka yang hidup di negara berkembang.

Tujuh Miliar Tindakan

Bertepatan dengan kelahiran manusia ke-7 miliar hari ini, PBB akan meluncurkan program bertajuk  ‘7 Miliar Tindakan’ . Lewat aksi ini, setiap individu, organisasi dan perusahaan diminta untuk berbagi upaya untuk mencipta dunia agar menjadi tempat yang lebih baik bagi 7 miliar penghuninya. Dari sini, PBB memproritaskan penciptaan kelestarian lingkungan dan peningkatan kesejahteraan wanita di dalamnya.

Diperkirakan, jumlah penduduk dunia akan mencapai puncaknya pada pertengahan abad ke-21 dengan jumlah penduduk  9 hingga 10 miliar orang. Setelah itu, bersamaan dengan pembangunan ekonomi yang mapan dan merata, negara-negara dengan kelahiran tinggi akan mulai menurun. Meksiko dan Bangladesh mulai mengalami perlambatan pertumbuhan sesuai dengan prediksi Amartya Sen dengan istilahnya,  "pembangunan sebagai kebebasan". Thomas Malthus, di abad ke-19, memeringatkan, pertumbuhan penduduk pasti akan mengarah pada kelaparan. Baginya, kelahiran manusia adalah sesuatu yang kecil, tapi buruk.

Selamat datang penduduk bumi ke-7 miliar!
(sj)(vivanews)
      Berita Daerah  :

ilustrasi: penduduk bumi