Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Pasca jatuhnya pesawat Cassa 212-200 milik maskapai PT Nusantara Buana Air (NBA) di Gunung Hulusekelam, Langkat, Sumatera Utara (Sumut), dikabarkan ada korban yang sempat menelepon keluarga. Bahkan, Kapuspom Publik Kemenhub Bambang S Ervan menyatakan bahwa pilot sempat menelepon ke PT NBA.
Minggu, 02 Oktober 2011

Semua Tewas, Benarkah Korban Cassa Sempat Menelepon?
Namun temuan Tim SAR hari Sabtu (1/10/2011) yang sudah berhasil mencapai lokasi jatuhnya pesawat cukup mengejutkan. 18 penumpang dan kru pesawat tewas. Seluruh penumpang tewas dengan posisi duduk di kursi masing-masing.

Lantas, suara siapa yang menelepon dan ditelepon pihak keluarga setelah pesawat Cassa jurusan Medan-Kutacane jatuh?

Adalah Rosmawati Harahap, mertua Samsidar Yusni, salah seorang korban pesawat naas. Pada hari Kamis (29/9/2011) tepatnya pukul 10.00 WIB, Samsidar sempat menelepon dirinya. Padahal, pesawat hilang kontak sekitar pukul 08.00 WIB.

"Saya di telepon, Samsidar cuma bilang Bar.. Bar, terus telepon mati,” ujar Rosmawati di Kantor PT NBA, Jalan Brigjen Katamso, Medan, Sumut, Kamis (29/9/2011).

Samsidar pulang bersama dua anaknya, Hanif (2) dan Jannah (5), menggunakan pesawat Cassa PK-TLF untuk pulang ke Kutacane, Aceh. Namun saat dihubungi balik, telepon seluler Samsidar sudah tidak aktif lagi.

Hj Yulimar, kakak dari korban bernama Astuti (52) mengaku masih bisa menghubungi adiknya pada Kamis (29/9/2011) sekitar pukul 23.00 WIB.

"Waktu tadi malam dihubungi, terdengar suara anak-anak, perempuan dewasa dan laki-laki. Suara mereka saya dengar sangat pelan dan putus-putus. Pertama yang angkat telpon anak-anak, terus saya dengar suara perempuan dan laki-laki, saya yakin adik saya dan keluarganya masih hidup," ungkapnya.

Astuti menumpang pesawat tersebut bersama suaminya Suryadi (55) dan anaknya Tia Apriliani (7). Oleh karena itu, awalnya keluarga yakin Astusi dan keluarganya masih hidup.

Keyakinan bahwa korban masih hidup, ditambah lagi keterangan dari Kapuspom Publik Kemenhub Bambang S Ervan s pada Jumat (30/9/2011).

“Dari otoritas bandara menyampaikan informasi, pilot sudah berkomunikasi dengan kantor pusat penerbangan (PT NBA),” ujar Bambang S Ervan ketika itu.

Namun menurut Bambang, berdasarkan laporan, komunikasi pilot dengan pihak NBA terputus-putus.

Pihaknya, lanjut Bambang, juga mendapat laporan dari otoritas bandara bahwa berdasarkan informasi dari Tim SAR, pada saat heli tim SAR mendekat ke area jatuhnya pesawat, terlihat pintu pesawat itu terbuka. Kemudian Tim SAR melihat adanya gerakan-gerakan.

Politisi DPR asal Partai Demokrat yang juga pakar telematika Roy Suryo menyatakan dugaan adanya komunikasi korban dengan keluarga maupun perusahaan, bisa dilacak.

"Ini sebenarnya mudah dicheck via CDR (Call-Data-Record) dari Keluarga atau Kantor atau bisa juga dari yang berada di pesawat. Incoming atau Outgoing Call-nya benar atau tidak ada kontak, sehingga tidak menimbulkan tuduhan atau tambahan masalah ditengah duka yg terjadi," tulis Roy Suryo kepada Tribunnews.com, Sabtu (1/10/2011). (Tribunnews)
Foto udara badan pesawat Cassa 212-200 yang jatuh berada di antara rimbunan pepohonan di kawasan Bahorok Kab Langkat, Sumut, Jumat (30/9)

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :