Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Pawai Ogoh-Ogoh merupakan salah satu hal yang ditunggu dalam perayaan Nyepi bagi umat Hindu. Ogoh-Ogoh yang berarti setan yang berbentuk raksasa dan berwajah seram memiliki filosofi sendiri.

"Ogoh bute yaitu setan yang intinya memiliki wajah seram dan bentuk berupa raksa itu merupakan bentuk nafsu dunia yang mengoda manusia," ujar Pemangku Pura Aditya Jaya, I Made Agung Nugraha, Minggu (30/3/2014).
Senin, 31 Maret 2014

Makna di Balik Pawai Ogoh-Ogoh Bagi Umat Hindu
Ogoh-Ogoh jika dianalogikan dalam manusia merupakan sifat durhaka atau perbuatan tercela. Agung mengatakan dalam ajaranya tubuh manusia terdiri sifat baik dan jahat.

"Pinggang kebawah yang mengartikan sifat jahat seperti ogoh-ogoh, pinggang ke atas sifat kebaikan seperti dewasa, dalam kehidupan dharma bute atau ogoh-ogoh selalu menggoda manusia, sehingga kembali lagi pada dasar iman manusia," ujarnya.

Menurutnya dalam tubuh manusia sifat baik dan buruk selalu bertentangan. Dalam kehidupan nyata ia mencotoh dalam peristiwa pencurian.

"Satu contoh saya bilang mencuri itu dosa, atau haram tapi saya sendiri mencuri ketika kita tergoda disaat itu ogoh-ogoh mempengaruhi kita, ketika kita menolak maka dewa tengah melindungi kita," ungkapnya.


Harapan Umat Hindu di Hari Raya Nyepi: Lahir Pemimpin Berjiwa Kesatria

Sejatinya umat hindu merasakan suasana berbeda dalam perayan nyepi kali ini, lantaran upacara Tawur Agung yang berbarengan dengan masa kampanye partai politik. Sejuta harapan dipanjatkan umat hindu terhadap calon pemimpin kali ini.

"Semoga di tahun ini lahir pemimpin berjiwa kesatria. Pemimpinan nanti harus bisa tepo seliro yaitu janganlah memakah istilah mumpung," ujar pemaku pura Aditya Jaya, I Made Agung Nugraha saat berbincang-bincang dengan detikcom, Senin (30/3/2014).

Maksud Tepo Seliro menurut Agung, ketika menjadi pejabat tidaklah bertindak semaunya. Seperti sikap arogan dan tidak berpikir bijaksana.

"Karena di dalam ajaran hindu seorang pemimpin harus bisa bersikap satria dia, pemimpin yang berani berkorban dan menujukan bangsa ini sebagai bangsa satria," ujar Agung.

Agung mengatakan seorang pejabat hendaknya tidak memperkaya diri sendiri atau lebih dikenal dengan korupsi. Sejati sifat seperti itu bukanlah ciri dari seorang pemimpin.

"Ketika korupsi pejabat lalu membesarkan anak dan keluarga dengan uang korupsi, selalu ingatlah hukum karma itu selalu ada karma itu akan dirasakan ketika pesiun nanti," tuturnya.

Sebagai pemangku di Pura Aditya Jaya harapan dan doa dipanjatkan kepada calon pemimpin. Tentunya pemimpin nanti kelak dapat tegas menindak pelanggaran hukum.

"Mari tegakan negara ini keadilan kalau salah mari kita hukum seberatnya kalau yang benar jangan dicari kesalahannya. Karena jaman kali ini jaman edan yang jujur ancur, yang tidak jujur tumbuh subur, jangan lindungi orang yang melanggar hukum sehingga selalu direndahkan martabat bangsa oleh negara-negara lain," tuturnya.

Agung juga mengungkapkan pemimpin nanti mampu menyejahaterakan rakyatnya. Selain itu pemimpin bangsa harus mendukung rakyatnya.

"Kepada pemerintah kelak nanti mendukung penemuan dari rakyat sendiri, yang bisa dipakai untuk rakyatnya," ungkapnya. (detik)
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :

Ogoh-Ogoh