Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
majalahbuser.com - Sabtu dini hari lalu pesawat Malaysia Airlines (MAS) hilang tak berjejak. Pesawat yang seharusnya tiba di Beijing dari Kuala Lumpur pagi itu tidak kunjung mendarat. Hingga hari Minggu, lebih dari 24 jam kemudian, pesawat tidak juga ditemukan. Ratusan penumpang di dalamnya tidak diketahui nasibnya.

Pesawat Boeing 777-200 penerbangan nomor MH370 itu lepas landas dari Kuala Lumpur pukul 00.41 dan kehilangan kontak dengan Menara Pengawas Subang sekitar pukul dua pagi. Pesawat sempat mengudara sekitar 50 menit di perairan antara Malaysia dan Vietnam.

Menurut jadwal pesawat akan tiba di bandara Beijing pukul 6.30 pagi. Namun burung besi bongsor itu tidak juga datang. MH730 hilang begitu saja.
Senin, 10 Maret 2014

Misteri Hilangnya Pesawat Malaysia Airlines
Tidak ada sinyal tanda bahaya, pun komunikasi antara pilot dan menara pengawas. Saat peristiwa itu terjadi, bahan bakar cukup untuk tujuh jam penerbangan. Ada 227 penumpang dari 14 negara di dalamnya. Terbanyak adalah warga China berjumlah 154 orang, diikuti oleh Malaysia 38 orang. Sisanya adalah warga Indonesia, Australia, India, Prancis, Amerika Serikat, Selandia Baru, Ukraina, Kanada, Rusia, Italia, Belanda dan Australia.

Warga Indonesia sendiri berjumlah tujuh orang, yaitu Firman Chandra Siregar, Suadaya Herry Indra, Sugianto Lomr, Swadaya Ferry Indra, Vinny Chynthyatiomrs, Wang Willy Surijanto dan Tanurisam Indrasuria. Keluarga para penumpang mendatangi bandara di Beijing dan Kuala Lumpur. Puluhan keluarga penumpang di Beijing ngamuk, karena otoritas MAS lambat dalam memberikan informasi yang dibutuhkan. Malaysia juga gelar doa bersama antarkeyakinan dipimpin mantan Perdana Menteri Tun Abdullah Ahmad Badawi.

Pemerintah Malaysia langsung melakukan pencarian besar-besaran. Tujuh negara, termasuk Indonesia ikut dalam pencarian tersebut. Lima negara lainnya adalah Vietnam, China, Singapura, Filipina dan Amerika Serikat. Indonesia menurunkan lima KRI milik TNI ke titik hilangnya pesawat itu dari radar, sekitar 144 kilometer selatan pulau Tho Chu, Vietnam, di Laut China Selatan. AS kirim kapal perang penghancur kelas Arleigh Burke sementara Singapura membantu dengan mengerahkan kapal selam. Lebih dari 30 jam setelah hilang, pesawat itu belum juga ditemukan. Hal ini diakui dengan berat hari oleh pemerintah Malaysia.

"Kami belum menemukan apapun dan melihat apapun. Tidak ada yang baru dalam laporan kami," kata Direktur Jenderal Penerbangan Sipil Malaysia Azharuddin Abdul Rahman.

Satu-satunya jejak yang berhasil ditemukan adalah ceceran minyak sepanjang 15-20 kilometer di perairan antara utara Malaysia dan selatan Vietnam. Penemuan oleh angkatan darat Vietnam ini sedikit banyak membuktikan bahwa pesawat itu jatuh di laut.

Ada laporan dari seorang warga China yang mengaku melihat serpihan puing-puing di laut sekitar Vietnam. Dia mengambil foto dari atas pesawat di ketinggian 11 ribu meter pada Minggu kemarin. Namun belum ada aparat yang mengonfirmasi kebenaran gambar tersebut. Seorang pilot Boeing 777 mengaku sempat mengontak penerbangan MH370 setelah diminta menara pengawas di Vietnam. Melalui frekuensi darurat, pilot ini mengatakan komunikasi mengalami gangguan, banyak distorsi, sebelum akhirnya hilang sama sekali.

Pesawat dilaporkan sempat melakukan manuver "putar balik di udara", yaitu kembali ke bandara awal karena mengalami kerusakan. Kepala Angkatan Udara Malaysia Rodzali Daud, bukti pesawat putar balik bisa dilihat dari rekaman sinyal radar. Terlihat bahwa pesawat memutar dari jalur penerbangannya.

Pakar Kebingungan

Pertanyaan besar yang kemudian muncul adalah bagaimana mungkin pesawat secanggih Boeing 777-200 bisa tidak memancarkan sinyal bahaya. Satu-satunya insiden pesawat jenis ini dalam 18 tahun terakhir adalah kecelakaan maskapai Asiana Airlines tahun lalu yang menewaskan tiga orang.

Dibanderol lebih dari US$250 juta atau Rp2,8 triliun, pesawat dengan rentang sayap 60,9 meter dan panjang 63,7 meter ini memiliki sistem komunikasi canggih. Richard Quest, ahli penerbangan di CNN mengatakan, pesawat ini dilengkapi komunikasi radio, pemberi isyarat otomatis, dan GPS. Selain radio UHF dan VHF, pesawat bermesin Rolls Royce Trent 982 ini juga dilengkapi sistem pelaporan dan komunikasi pesawat yang terhubung dengan sistem komputer. Sistem jaringan komputer canggih di pesawat juga mengatur performa kecepatan, bahan bakar dan dorongan mesin. "Jika ada sesuatu yang salah, maka komputer akan mengirim sinyal ke Malaysia Airlines," kata Quest.

Malaysia Airlines sempat memecahkan rekor Perjalanan terjauh dunia dari kota Seattle menju kota Kuala Lumpur dengan pesawat Boeing 777-200 ER dengan jarak 20.044 km dalam waktu 21 Jam 23 Menit, pada 2 April 1997. Kemudian 42 Jam setelah lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia Airlines Boeing 777-200 ER tiba di Boeing Field, Seattle, Washington, Amerika Serikat sehingga Boeing 777 dianggap sebagai pesawat berpenumpang terjauh, teraman dan memiliki badan yang lebar.

Selain itu, Malaysia Airline punya rekam jejak keselamatan penerbangan yang luar biasa. Dari sekitar 100 armada, maskapai ini punya 15 Boeing 777-200. Pilot pesawat dalam insiden ini juga seorang veteran, Zaharie Ahmad Shah. Pilot 53 tahun ini punya 18.000 jam terbang dan sudah bertugas sejak 1981. Co-pilot adalah Fariq Ahmad, 27, punya 2.800 jam terbang dan sudah bertugas sejak 2007.

Kecelakaan paling fatal maskapai ini terjadi 1995 lalu saat salah satu pesawatnya jatuh di kota Tawau, menewaskan 34 orang. itu kecelakaan terparah MAS sejak pembajakan 1977 yang membuat pesawatnya jatuh menewaskan 100 orang. Keheranan lainnya kata Quest adalah posisi pesawat yang berada di udara saat hilang. Ini adalah posisi "aman" dalam penerbangan, sebab kecelakaan biasanya terjadi saat tinggal landas atau mendarat.

"Jadi dari sudut pandang penerbangan, ini adalah saat paling aman, tidak ada yang bisa salah. Pesawat di ketinggian dalam mode auto-pilot, pilot hanya melakukan sedikit koreksi dan perubahan untuk ketinggian. Jadi sangat serius jika terjadi sesuatu di tahap penerbangan ini," kata dia.

Greg Feith, mantan penyelidik di Dewan Keamanan Transportasi Nasional AS mengatakan pilot seharusnya tetap bisa melapor tanda bahaya, bahkan jika listrik di pesawat mati. Karena menurutnya, pesawat harus memiliki tenaga baterai cadangan untuk melanjutkan penerbangan dengan aman jika listrik utama rusak.

Ditanya apakah ada kemungkinan pesawat melakukan pendaratan darurat, Quest menafikannya. "Kita tidak bicara Cessna di sini. Kita bicara pesawat badan lebar, jarak jauh, yang tingkatannya sangat berbeda," kata dia. Jika pun mendarat darurat, atau selamat di lautan, pesawat ini pasti mengirimkan sinyal. "Banyak cara menentukan lokasi pesawat: Sinyal otomatis yang bisa dikontak dengan radio atau GPS, dan komunikasi komputer di kokpit," kata Mary Schiavo, mantan inspektur jenderal Badan Transportasi AS.

Pengamat penerbangan Indonesia Gerry Soejatman mengatakan bahwa sistem navigasi dan sinyal canggih di pesawat tetap tidak akan bisa berfungsi tanpa kerja dari awak pesawat. Ada kemungkinan juga, pilot tidak sempat memberikan sinyal bahaya. "Misalnya ada masalah besar, pilot langsung memanggil tanda bahaya, seperti jika pesawat meledak," kata Gerry. (viva)
Lokasi jatuh Malaysia Airlines MH370 menurut media Vietnam
      Berita Nasional :