Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Setelah lebih dari empat tahun jadi buronan, tersangka kasus korupsi SKRT, Anggoro Widjojo, akhirnya berhasil ditangkap di Shenzhen, China.

KPK harus melewati sistem koordinasi yang begitu berbelit untuk memulangkan Anggoro ke Indonesia.
Jum'at, 31 Januari 2014

Kronologi Buronan Anggoro Widjojo Berhasil Ditangkap KPK
Anggoro Ditangkap Tanpa Perlawanan

"KPK terus melakukan koordinasi dengan Hongkong, Kemenlu, Ministry of Public Security, dan kejaksaan Cina. Selanjutnya pihak imigrasi mendapat kepastian tentang keberadaan tersangka dan identitas tersangka dengan pemerintahan Cina," jelas ketua KPK, Abraham Samad dalam konferensi pers di kantornya, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2014).

Jauh sebelum menemukan keberadaan Anggoro, KPK pun telah melacak perjalanannya. Anggoro sejak tahun 2009 diketahui berkali-kali berpindah tempat hingga akhirnya ditangkap saat melakukan perjalanan pulang ke Shenzhen setelah jalan-jalan di Hongkong.

"Lintasan terakhir adalah 27 Januari 2014 dari perjalanan dari Shenzen ke Hongkong, kemudian ketika kembali lagi ke Shenzen ditangkaplah di sana," jelas wakil ketua KPK, Bambang Widjojanto.

Pihak Ministry of Public Security (MPS) saat itu menangkap Anggoro saat berada di check point perbatasan Cina dan Hongkong. Selanjutnya pihak MPS menghubungi kepolisian setempat.

Tak sampai disitu, setelah ditangani oleh kepolisian Cina, Anggoro dibawa menuju Guangzhou. Disitulah Anggoro diserahkan pada pihak imigrasi Indonesia.

"Ketika kembali lagi ke Shenzhen ditangkaplah di sana kemudian dibawa ke Guangzhou, nah Guangzhou adalah ibu kota dari Guang Dong, jadi itu prosesnya," tambah Bambang.


Buron, Anggoro Gunakan Identitas WNI Palsu

Anggoro Widjojo selama masa pelariannya menggunakan identitas palsu. Namun dia tetap menggunakan identitas Warga Negara Indonesia (WNI) meski dokumen itu merupakan dokumen ilegal.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, Kamis (30/1/2014) malam, Anggoro selama masa pelariannya memang menggunakan dokumen palsu. "Dokumen WNI palsu," ujar seorang sumber.

Sumber tersebut belum memperinci siapa nama yang digunakan oleh Anggoro dalam dokumen palsunya itu.

Namun pelarian itu berakhir pada Rabu malam kemarin. Dia ditangkap oleh petugas KPK yang dibantu petugas kepolisian di China.

Anggoro adalah tersangka atas dugaan korupsi Sistem Komunikasi Radio Terpadu (SKRT) Kementerian Kehutanan oleh KPK pada Juni 2009 lalu. Anggoro menyuap anggota Komisi IV DPR kala itu, Yusuf E Faishal.

Saat menjadi tersangka, Anggoro kerap mangkir dari pemeriksaan. Pejabat Imigrasi menyatakan Anggoro kabur sebelum dikenai status pencegahan.

Kasus SKRT adalah pengembangan dari kasus dugaan korupsi alih fungsi hutan lindung menjadi Pelabuhan Tanjung Api-api di Sumatera Selatan. Sejumlah anggota Dewan sudah masuk bui gara-gara kasus ini, diantaranya Yusuf Erwin Faishal dan Al Amin Nasution.

Anggoro adalah tersangka terakhir yang berstatus buronan KPK. Sebelumnya KPK juga mempunyai beberapa buronan, seperti Nunun Nurbaetie, M Nazaruddin dan Neneng Sri Wahyuni, namun mereka berhasil ditangkap.


Anggoro Terdeteksi Saat Menumpang Bus dari Hongkong ke Shenzhen

Anggoro Widjojo berhasil dipulangkan setelah 4 tahun 7 bulan dalam pelariannya. Peruntungan tersangka kasus korupsi SKRT ini berubah ketika dia melintas dengan bus menuju Shenzhen dari Hongkong.

"Ditangkap ketika melalui check point batas darat di Shenzhen wan atau Shenzhen wan control point," ujar Jamaruli Manihuruk, Atase Imigrasi Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Guang Zhou, China, di kantor KPK, Jumat (31/1/2014) dinihari.

Jamaruli mengatakan, Shenzen wan merupakan check point bagi para pelintas batas dari Shenzhen ke Hongkong atau arah sebaliknya bagi pengguna bus atau kendaraan pribadi.

"Memang itu untuk kendaraan darat," ujar Jamaruli.

Anggoro lantas ditangkap di check point oleh petugas imigrasi China. Dia sendirian dan tak melawan ketika ditangkap. (dtk)
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :