Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Bertepatan dengan hari buruh sedunia, para buruh di Indonesia berlomba-lomba mengungkapkan tuntutannya. Meski berbeda-beda harapan, intinya mereka tetap menginginkan adanya perbaikan kualitas hidup.
01/05/2011
Hari Buruh: Aneka Tuntutan, Satu Tujuan
"Macam-macam keinginan kita. Ada yang ingin hapuskan sistem kontrak, ada juga yang ingin tunjangan diadakan," kata Lia pegawai PT Kamitra Jaya Tama yang terkumpul dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FPMSI), di depan Istana Negara, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Minggu (1/5/2011).

Lia yang sudah 11 tahun bekerja di perusahaan aksesoris mobil itu sudah menjadi karyawan tetap. Untuk itu, ia berharap adanya peningkatan jaminan hidup seperti tunjangan makan dan uang lembur.

"Saya juga ingin perusahaan membiayai pengobatan keluarga saya. Masa, karyawan pria boleh dapat biaya obat untuk istri dan anaknya sedangkan kita tidak," imbuhnya malu-malu.

Lia yang datang bersama puluhan ribu temannya harus membayar iuran sebesar Rp 10.000 tiap bulan agar bisa merayakan hari besar buruh ini. Ia tidak merasa keberatan dengan pungutan itu, karena ia merasa uang yang ia bayarkan toh untuk kepentingannya dan kawan-kawannya.

"Memang ada peningkatan dari tahun ke tahun dari perusahaan, tapi itu ada setelah kita desak. Kalau kita enggak minta, ya nggak dikasih sama perusahaan," ujar teman Lia, Anna yang juga pengurus FSPMI ini.

Anna menceritakan masih banyak temannya yang berstatus outsourcing. Tiap tahunnya mereka harus membuat CV dan surat lamaran. Ia berharap sistem kerja seperti itu dihapuskan.

"Kasihan teman-teman yang outsource, sudah enggak dapat tunjangan maupun jaminan. Tiap tahun kariernya enggak jelas," tambahnya.

Lia dan Anna hanyalah segelintir buruh yang mengharapkan adanya perbaikan hidup. Tiap tahunnya mereka berunjuk rasa ke Ibukota untuk sekadar menunjukkan hidupnya belumlah sesuai dengan impian.

"Sebentar lagi kita mau pulang Mbak. Bisnya nunggu di Bundaran HI. Sampai ketemu tahun depan," tutupnya sambil tersenyum penuh mimpi. (feb/fay)(detikNews)
Ribuan buruh dari berbagai elemen memadati Bundaran HI

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :