Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Front Pembela Nazaruddin berunjukrasa di depan kantor KPK, Jakarta Selatan, dengan membawa baliho besar bergambar wajah mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M.Nazaruddin dan Presiden SBY, Selasa (9/8/2011). Pengunjukrasa meminta KPK untuk memberikan perlindungan kepada Nazaruddin agar dapat secara bebas mengungkap korupsi APBN yang diduga melibatkan partai politik dan pejabat negara.
Jakarta - Wakil Ketua DPR Pramono Anung mengatakan, penangkapan buron kasus suap Wisma Atlet Muhamad Nazaruddin bukan merupakan keberhasilan pemerintah.
Pemerintah tidak berbuat apa-apa dalam penangkapan tersebut. Sebab, dari kronologis penangkapan, polisi lokal (Kolombia) yang menangkap Nazaruddin.

"Ini yang menangkap kan bukan pemerintah. Bukan polisi kita, dan bukan interpol kita. Ini yang nangkap kan polisi lokal," ujar Pramono di gedung DPR, Jakarta, Selasa(9/8).
Rabu, 10 Agustus 2011
Penangkapan Nazaruddin bukan Keberhasilan Pemerintah

Pramono juga melihat, ditangkapnya Nazaruddin bukan karena grand design yang apik melainkan karena unsur ketidaksengajaan. Karena itu, penangkapan tersebut bukan keberhasilan pemerintah.

"Itu juga karena ketidaksengajaan, bukan karena hal yang terjadi by design. Menurut saya ya ini apesnya Nazaruddin saja, bukan karena apa-apa, Nazaruddin lagi apes, gitu saja," terangnya.

Lepas dari itu, Pramono mengatakan penangkapan Nazaruddin merupakan momentum bagi KPK untuk membuktikan diri bersih dengan objektif memeriksa Nazaruddin dan pihak yang dituding.

KPK harus berani menelusuri setiap nama yang disebutkan Nazaruddin.

"Ini momentum KPK untuk mengembalikan kepercayaan publik yang terus merosot," katanya.


Publik Wajib Awasi Proses Pemeriksaan Nazar

Publik wajib mengawasi proses pemeriksaan tersangka kasus suap Wisma Atlet SEA Games, Muhammad Nazaruddin, yang telah tertangkap di Cartagena, Kolombia.

Sebab, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat itu diduga memegang banyak data dan bukti keterlibatan banyak orang penting negeri ini di dalam berbagai kasus korupsi yang menggerus uang rakyat.

Hal itu dikatakan pakar psikologi politik Universitas Indonesia (UI) Hamdi Moeloek di Jakarta, Selasa (9/8).

"Sangat beralasan kita khawatir soal keselamatan Nazaruddin. Kalau benar ia punya banyak data dan bukti keterlibatan banyak orang penting di Indonesia, mungkin saja dia di-'Munir'-kan," tutur Hamdi.

Munir adalah seorang aktivis HAM pada zaman Orde Baru. Pada 7 September 2004, Munir meninggal dunia setelah menderita sakit perut dalam pesawat GA-974 yang terbang dari Singapura menuju bandara Schipol Amsterdam.

Institut Forensik Belanda menemukan jejak-jejak senyawa arsenikum setelah autopsi tubuh Munir. Beberapa pihak menduga Munir memiliki banyak informasi yang membahayakan aktor-aktor tertentu.

Menurut Hamdi, Nazaruddin dapat diberi posisi saksi perlindungan apabila memiliki bukti-bukti yang kuat untuk mengungkap jaringan koruptor APBN. Ia menambahkan, Nazaruddin kemungkinan memegang banyak kartu truf petinggi negara.

"Tetapi, kalau kita melihat pada kasus Susno Duadji yang seharusnya masuk kategori perlindungan saksi ternyata tidak maksimal. Susno akhirnya menjadi pesakitan juga," tandas Hamdi.

Lebih jauh, Hamdi mengatakan perlu ada kontrol dari publik supaya Nazaruddin tidak mengalami intimidasi atau ancaman pada pemeriksaan di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nanti.

Sebab, menurut dia, kontrol publik dan pemeriksaan yang adil bisa memilah mana fakta riil dari Nazaruddin dengan yang rekayasa belaka.

Perintah Jaga Keselamatan Nazaruddin itu Wajar

Perintah Presiden untuk menjaga keselamatan Nazaruddin adalah hal yang wajar karena Nazaruddin telah menyatakan berbagai hal kontroversial dan menyangkut sejumlah orang.

Itu dikatakan Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha.

"Itu wajar lah. Karena orang yang selama ini kita cari melibatkan interpol dan banyak pihak berkepentingan untuk bisa mendengar langsung penjelasan dari saudara Nazaruddin," katanya di Jakarta, Selasa (9/8).

M Nazaruddin tertangkap di Cartagena, Kolombia. Dia menggunakan identitas palsu dan memegang paspor atas nama M Sjahruddin.  (MICOM)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :