Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Memasuki hari kedua, doa dan puasa ummat lintas agama memohon kepada Yang Maha Kuasa agar segera mengganti pemimpin yang korup, zalim, pembohong dan mengabaikan derita rakyat. Adakah istana mendengarkan mereka?

Istana Presiden telah mengirim Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi Politik Daniel Sparingga datang ke lokasi aksi untuk melakukan persuasi.
Jum'at, 16 September 2011

Pemimpin, Dengarlah Doa Tokoh Lintas Agama
Namun para tokoh lintas agama tetap bertekad melanjutkan doa dan puasa mereka karena tak tahan lagi melihat kesengsaraan rakyat kecil di berbagai penjuru Indonesia yang melarat, terkucil, minus pendidikan dan busung lapar di tengah korupsi politik yang menggila di negeri ini.

Dengarlah suara Pimpinan Pondok Pesantren al Karimiyah KH Ahmad Damanhuri ini. Dengan sedih ia menyatakan kini telah terjadi kebohongan dimana-mana. Untuk itu, rakyat harus bahu-membahu mengubah keadaan. Semua komponen masyarakat, baik itu rakyat, pedagang, pegawai, dan mahasiswa harus turun, jangan hanya mengandalkan para rohaniawan.

“Saya punya pesan khusus buat SBY dan jajarannya, kasihanlah rakyat, kasihanilah rakyat, kasihanilah rakyat. Ya Allah Yang Maha Berkuasa, bersihkan negara kami dari pemimpin yang jahat, yang zalim dan yang pembohong,” ungkap Damanhuri.

Tokoh Hindu dari Bali Gus Indra Udayana mengatakan, dulu bangsa Indonesia berjuang melawan negara lain yang menjajah. Tapi kini lawan kita adalah penjajah (kolonialis) dari dalam. Mereka adalah para penguasa, penyelenggara negara, yang tidak bermoral. Bagi mereka, politik hanyalah kekuasaan. Doa-doa yang mereka lakukan hanya sebagai simbol retorika dan pencitraan.

Sekarang biaya pendidikan mahal. Tapi pemimpinnya tidak peduli. Secara ekonomi, masyarakat setiap hari terpaksa puasa. Sementara itu, rakyat sulit berobat karena mahal. “Kita harus mencari pemimpin yang bisa membawa rakyat dan bangsa Indonesia ke arah yang lebih baik,” ujar Gus Indra.

Dengan ngilu dan pedih, Ketua Vihara Kwan Im Papua Barat, Bhiksu Dwi Wirya menyatakan Tuhan telah menganugrahkan kepada bangsa Indonesia kekayaan alam yang berlimpah ruah. Namun ternyata hingga kini hal itu belum dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

“Ibarat pepatah, rakyat seperti ayam mati kelaparan di lumbung padi. Negara kaya-raya dan makmur, tapi rakyatnya sengsara. Ini tidak lepas dari soal moralitas para pemimpin. Sebagai kaum agamawan, kami merasa ikut bertanggungjawab untuk memperbaiki keadaan ini. Kami mengajak pemerintah melaksanakan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya,” kata Dwi Wirya.

Tokoh Wanita Hindu Lampung Ni Made Setiasih menambahkan, saat ini para ibu rumah tangga mengalami stres karena beratnya beban hidup yang dialami. Ironisnya, kesejahteraan hanya dinikmati segelintir elit yang berkuasa.

Doa dan puasa yang dilakukan seluruh umat beragama dimaksudkan agar hati para pemimpin terbuka dan mau mengubah keadaan. Pesan yang sama juga disampaikan Ketua Sangha Mahayana Indonesia Biksu Guna Badra yang bahkan menitipkan pesan kepada SBY, bahwa sebagai pemegang mandat dari rakyat, agar bertanggungjawab atas derita rakyat dan keselamatan negara.

“Bumi pertiwi harus bersih dari orang-orang yang tidak bermoral. Mereka adalah orang-orang yang tidak bertanggungjawab, yang merusak dan mencuri harta rakyat. Kami mengimbau semua tokoh agama untuk bersatu membersihkan negara,” ujarnya.

Senada dengan itu, tokoh agama Katholik Pastur Kristo menyatakan, doa dan puasa adalah poses penyucian jiwa agar pemerintah beres dalam mengurus negara. Sebab, korupsi dan kebohongan yang terus-menerus dilakukan pemerintah, semuanya masuk kategori sebagai kejahatan. Sebagai orang beriman, saatnya membangun kekuatan bersama untuk penyucian diri agar terjadi perubahan yang mendasar.

Berkaitan dengan aspirasi para tokoh agama tersebut, Daniel Sparingga, staf khusus Presiden, mengatakan kehadirannya untuk menyampaikan simpati atas aktivitas ini. Jelas doa dan puasa ini menyiratkan kehendak rakyat yang mulia.
“Pesan-pesan tersebut akan disampaikan kepada SBY sebagai amanah yang dijadikan dorongan dan lecutan untuk berkerja lebih baik lagi,” tutur Daniel Sparingga. [mdr] (inilah)
Doa Dan Puasa Ummat Lintas Agama Memohon Kepada Yang Maha Kuasa Agar Segera Mengganti Pemimpin yang Korup, Zalim, Pembohong dan Mengabaikan Derita Rakyat

      Berita Daerah  :