Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Negara Islam Indonesia (NII) mengupayakan menguasai Republik Indonesia pada tahun 2014 setelah kandas di tengah jalan untuk menguasai Indonesia pada tahun 2009 lalu.

Hal itu diungkapkan oleh mantan anggota NII pada tahun 2000-2002, Ken Setiawan di Jakarta, Selasa (3/5/2011).
3 Mei 2011
NII Berusaha Kuasai Indonesia pada 2014
"Mereka yakin bahwa 2009 bisa menduduki Indonesia lalu mundur ke 2014," ungkapnya.

Jadi, ia menambahkan, tidak heran jika akhir-akhir ini mereka gencar melakukan gerakan-gerakan cuci otak dan penggalangan dana. Karena mereka berada dalam proses perjuangan yang sangat luar biasa.

"Hari ini mereka berjuang bagaimana caranya mereka bisa menguasai Republik Indonesia dan menerapkan aturan yang mereka katakan bersumber dari Al-Quran di NII," tukas Ken Setiawan.

Ia mengatakan tujuan didirikannya NII tak lepas dari keyakinan mereka yang menganggap bahwa apa yang telah diperjuangkan selama ini adalah benar."Mereka meyakini itu," ujar Ken.

Santri Al Zaytun kalau Ngaku NII Sama Saja Bunuh Diri

Demi mencapai tujuannya dalam mendirikan Negara Islam Indonesia (NII) di Indonesia, kelompok ini diketahui menjalankan dua struktur yakni konvensional dan teritoral.

Mantan anggota NII pada tahun 2000-2002 yang juga sebagai pendiri NII Crisis Center, Ken Setiawan mengungkapkan struktur konvensional dilakukan dengan berkedok propaganda melalui pendidikan seperti pesantren. Supaya masyarakat tidak menaruh curiga bahwa ini adalah lembaga makar.

"Jadi masyarakat kan menilai dan mengira tidak mungkin pesantren berbuat itu," ungkapnya di Jakarta, Selasa (3/5/2011).

Lain halnya dengan struktur teritorial yang dilakukan dengan 'bergerilya di bawah tanah'. Artinya struktur ini dilakukan dengan berafiliasi dengan masyarakat, kemudian merekrut jamaah baru dan penggalangan dana.

"Intinya mereka berjuang untuk kesejahteraan struktur konvensional," ujarnya.

Salah satu lembaga pendidikan yang disebut Ken Setiawan adalah pesantren Al Zaytun, dimana ditempat itulah terkumpul hasil dari gerakan struktur teritorial di NII.

"Pemimpin kami yang fungsional dan struktural itu sama yakni pimpinan Al Zaytun, Panji Gumilang," terangnya.

Anehnya, anggota NII terkesan munafik dan menghindar. Pasalnya, mereka akan mengaku tidak mengetahui apa itu NII.

"Saat ditanya NII mereka berdalih tidak tahu. Meski munafik tapi itu wajar karena kalau mereka mengaku, itu namanya bunuh diri," pungkas Ken. (tribunnews)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :

ilustrasi