Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Jakarta - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-18 yang digelar di Assembly Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Minggu 8 Mei 2011 membahas sejumlah isu utama yang menjadi perhatian para pemimpin ASEAN.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai Ketua ASEAN menyampaikan 10 hal yang menjadi isu utama tersebut. "Pertama, konektivitas ASEAN. Kami para pemimpin ASEAN menggarisbawahi bahwa tujuan untuk bangun konektivitas ASEAN harus segera diwujudkan," kata presiden di Balai Sidang Jakarta, Minggu 8 Mei 2011.
Senin, 9 Mei 2011
10 Hal Terpenting Bahasan Petinggi ASEAN
Presiden meminta, rencana induk terkait ASEAN conectivity segera ditindaklanjuti sehingga semua negara berupaya untuk membangun konektivitas di negara masing-masing ataupun di ASEAN. "Apakah infrastruktur, telekomunikasi, people to people contact adalah bagian untuk membangun konektivitas ASEAN," kata dia.

SBY berharap, konektivitas tersebut tidak hanya menggerakkan perekonomian nasional akan tetapi juga mengurangi kesenjangan.

Kedua, menurut presiden, isu yang menjadi sorotan adalan soal ketahanan pangan dan energi. Pemimpin ASEAN merasakan bahwa pada tingkat dunia terdapat gejolak harga pangan dan minyak bumi yang tinggi. "Enam bulan terakhir terdapat kenaikan yang sistematis," kata Yudhoyono.

Presiden manambahkan, hal tersebut berdampak buruk bagi kesejahteraan rakyat dan dapat meningkatkan jumlah angka kemiskinan di dunia.

ASEAN bersepakat untuk melakukan kerja sama regional menghadapi ancaman krisis pangan dan engergi. Khusus pangan, kata dia, ASEAN sepakat untuk meningkatkan produksi pangan melalui membangun cadangan beras, investasi di bidang pertanian, termasuk kerja sama di bidang research dan inovasi.

Hal ketiga yang menjadi bahasa utama yakni soal konflik Thailand-Kamboja. "Pemimpin ASEAN memiliki sikap yang sama dan mendorong kedua negara untuk memilih peaceful solution," kata dia .Tujuannya, agar tidak terjadi eskalasi konflik dan mencegah terjadinya kontak tembak antara militer kedua negara.

Selanjutnya, kata presiden, hal keempat yaitu kaitan dengan regional arsitektur. Sebagaimana diketahui, dalam regional grouping baik ASEAN, Asia Pasifik, Asia Timur, kerangka ASEAN plus 1, ASEAN plus 3, East Asia Summit, APEC, bahkan Asean Regional Forum, agar semua regional arsitektur saling kerja sama dan memperkuat.

"Agar kawasan Asia Tenggara, Timur, Pasifik menjadi kawasan yang damai aman dan stategi," kata dia. Hal tersebut, nantinya akan berimplikasi pada peningkatan pembangunan ekonomi.

Kelima, menurut SBY, keinginan ASEAN untuk menjadi people center association. "Bukan hanya antara pemerintah, kerja sama antara parlementer, tapi betul-betul closer to people," kata dia.

Pemimpin sepakat ASEAN betul-betul menjadi people center yang memiliki agenda utama di bidang sosial dan budaya. Pemimpin ASEAN juga sepakat untuk bekerja sama dalam penanganan bencana alam. Terlebih lagi, ASEAN merupakan kawasan rawan bencana.

Kemudian, hal ketujuh terkait kerja sama sub kawasan ASEAN. Pada rangkaian KTT juga diadakan konferensi bekerja sama East Asia Growth Area. "Kerja sama antara lain, membangun konektivitas, lumbung pangan, dan juga eko tourism," ujarnya.

Hal lain, kata SBY, pemimpin ASEAN juga membahas soal East Asia Summit yang akan diselenggarakan di Indonesia. "Itu EAS pertama yang akan dihadiri oleh dua anggota baru yaitu AS dan rusia," kata dia

Selain itu, Pemimpin ASEAN juga membahas soal 'lamaran' Timor Leste menjadi anggota ASEAN. Presiden mengungkapkan, Timor Leste pernah mengajukan agar proses keanggotaan dipercepat. "Pemimpin ASEAN pada dasarnya menerima Timor Leste karena alasan geografis," ujarnya.

Selain itu, SBY juga mengungkapkan, hal terakhir yang menjadi bahasan soal Myanmar dan Laos ingin bertukar waktu chairmanship. Menurut Yudhoyono, awalnya Myanmar akan menjadi Ketua ASEAN pada 2016, sedang Laos pada tahun 2014. "Atas permintaan Laos, ingin bertukar waktu, sehingga Myanmar akan menjadi chairman ASEAN pada 2014," kata dia.

Harapan pemimpin ASEAN, dia menambahkan, Myanmar terus menjalankan proses demokratisiasi dan rekosiliasi. "Sehingga ketika menjadi ketua tidak ada penglihatan yang negatif," tutur Yudhoyono. (VIVAnews)
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono saat berpidato didepan anggota ASEAN saat pembukaan KTT ke-18 ASEAN di Jakarta, Sabtu (7-5)

      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :