Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Denpasar - Agustinus Tai Andamai (25 tahun) mengaku dibayar oleh ibu angkat Angeline, Margareth, untuk menghabisi nyawa bocah mungil tersebut.

"Ya (saya dibayar)," kata Agus menjawab pertanyaan wartawan di Mapolresta Denpasar, Sabtu 13 Juni 2015.
Sabtu, 13 Juni 2015

Pembunuh Angeline: Saya Dibayar Margareth
Agus ( X ) mengaku dijanjikan uang sebesar Rp2 miliar
X
Agus mengaku menyesali perbuatannya. Dari pengakuan Agus, uang sejumlah Rp2 miliar akan dibayar Margareth pada 25 Mei 2015, sembilan hari setelah ia membunuh Angeline. Di tanggal itu pula, Agus berhenti bekerja sebagai pembantu di rumah Angeline.

Pengakuan Agus ini sama persis dengan yang diutarakannya kepada anggota DPR, Akbar Faisal. Akbar yang usai bertemu Agus menuturkan, jika pria asal Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT), itu diiming-imingi sejumlah uang oleh ibu angkat Angeline, Margareth.

"Tadi, saat saya mengunjungi sel tahanan tersangka, dia (Agus) mengaku kepada saya, kalau dia dijanjiin Rp2 miliar oleh ibu angkat Angeline," jelas Akbar. Akbar mengaku, telah menyampaikan pernyataan Agus ini kepada pihak penyidik Polresta Denpasar.

"Itu akan digali lagi sebagai fakta baru dari kasus ini. Saya akan mengawal kasus ini hingga tuntas," jelas Ketua DPP Partai Nasional Demokrat (NasDem) tersebut.

Kedatangan Akbar ke Bali adalah dalam rangka mengunjungi tersangka Agus. Menurut Akbar, dia penasaran dengan pengakuan Agus yang selalu berubah-ubah ke penyidik Polri, dan ingin bertemu langsung dengan tersangka.

Agus Kubur Baju & Boneka Angeline karena Takut Dihantui

Agus (25) pembantu rumah tangga yang ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Angeline, mengubur baju dan boneka barbie milik bocah kelas II SD 12 Sanur itu. Tujuannya agar arwah Angeline tidak gentayangan mencari dirinya.

Pengakuan pria asal Sumba NTB tersebut diungkapkan oleh salah seorang tetangga Angeline yang juga diperiksa oleh penyidik Polresta Denpasar terkait pembunuhan sadis yang menimpa bocah usia 8 tahun tersebut.

"Agus mengaku mengubur boneka di samping Angeline agar arwahnya tidak gentayangan," terang Hana saat dihubungi, Kamis (11/6/2015).

Dia melanjutkan, usai membunuh, Agus juga melucuti pakaian Angeline kemudian menguburnya bersama tubuh bocah malang itu di halaman belakang rumah korban di Jalan Sedap Malam 26, Kesiman, Denpasar Selatan. "Katanya agar Arwah Angeline tidak mendatangi dirinya," imbuhnya.

Suasana Haru Terasa Saat Guru-guru Angeline Jalani Prosesi Ambil Arwah

Masih dengan menggunakan baju mengajar, beberapa guru Angeline berdiri di depan rumah tempat ditemukannya jenazah sang anak, Sabtu (13/6/2015). Mereka membawa beberapa sesaji dan melakukan upacara untuk mengambil arwah Angeline yang dipercaya masih tinggal di dalam rumah.

"Saat penemuan jenazah kali pertama, kami sudah minta izin untuk lakukan upacara, tetapi tidak diperkenankan karena masih pemeriksaan. Semoga sekarang bisa," kata salah satu guru Angeline kepada wartawan, Sabtu.

Sementara itu, balian dasar di Jalan Sedap Malam, Wayan Murtini (38), menjelaskan kepada Kompas.com bahwa upacara dilakukan sesuai dengan agama Hindu dan dilaksanakan di tempat ditemukannya jenazah Angeline.

"Kami diminta oleh guru-guru Angeline untuk mengambil arwahnya untuk disatukan dengan jasadnya yang saat ini ada di Rumah Sakit Sanglah. Saat ini, arwah Angeline dilindungi oleh pura yang ada di sebelah rumahnya," ucapnya.

Walaupun berbeda dengan keyakinan Angeline, Wayan menjelaskan bahwa upacara dilakukan untuk membantu agar arwah Angeline tenang. "Kami juga melakukan upacara seperti ini bagi mereka yang meninggal karena kecelakaan," ujarnya.

Sementara itu, dari pantauan Kompas.com, setelah mendapatkan izin dari pihak kepolisian, rombongan guru Angeline menggelar upacara di pura yang terletak di bawah pohon besar, tepat di sebelah utara rumah ibu angkat Angeline.

Seorang guru perempuan tampak menangis histeris dan memeluk seorang balian, yang dipercaya sedang dirasuki oleh arwah Angeline. Dengan mata terpejam, sang balian berulang-ulang mengucapkan, "Sakit... sakit... sakit, Bu.... Aku mau pulang....".

Upacara yang berlangsung sekitar 15 menit tersebut sontak membuat para guru menangis haru dan berkali-kali menyebut nama Angeline.

"Kami akan membawa arwah Angeline ke Rumah Sakit Sanglah agar menyatu dengan jasadnya. Kami akan menggelar upacara juga di sana. Semoga dia tenang, dan pelakunya segera terungkap secara jelas," kata Wayan. (berbagai sumber)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :