Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Jakarta - Pemilu 2014 semakin dekat. Koalisi Untuk Akuntabilitas Keuangan Negara (KUAK Negara) menduga akan terjadi penyimpangan penggunaan anggaran di DPR untuk kepentingan pemenangan parpol di Pemilu.
Senin, 6 Mei 2013

Jelang Pemilu 2014, Waspada Penyelewengan Anggaran di DPR
"Diprediksi DPR akan menutup akhir jabatan 2009-2014 dengan cerita buruk terkait pengawasan yang lemah dengan potensi korupsi yang semakin subur," kata Koordinator Komite Pemilih Indonesia (TEPI) Jeirry Sumampow dalam jumpa pers di Kedai Tjikini, Jl Cikini Raya, Jakarta, Minggu (5/4/2013).

Karena itu peran Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) dituntut lebih optimal mengawasi mafia anggaran di DPR, apalagi banyak temuan BPK yang belum ditindaklanjuti. Perlu revisi UU MD3 guna menguatkan BAKN.

"BAKN ini bekerja atau tidak? Kasus-kasus yang ditangani BAKN terkesan berhenti. Justru pengawasan BAKN perlu ditingkatkan menjelang pemilu," kata Koordinator Program Transparancy International Indonesia (TII) Fahmi Badoh.

Dalam lima tahun terakhir, BPK menyerahkan 199.302 rekomendasi kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti. Rekomendasi temuan senilai Rp 85,55 triliun ini baru 54,8 % ditindaklanjuti pemerintah, atau senilai Rp 33,58 triliun. Sisanya, Rp 51,97 triliun, belum juga ditindaklanjuti.

KUAK menyoroti, majunya 90 persen anggota DPR di pemilu legislatif akan menjadikan Badan Anggaran DPR sebagai mesin uang kampanye. Belum lagi 10 orang menteri juga akan maju caleg.

Agar DPR bisa efektif mengawasi anggaran Kementerian dan Lembaga Negara, yang perlu dilakukan adalah ketegasan Badan Kehormatan (BK) DPR dalam menindak anggota yang tersangkut korupsi.

"Harus ada sanksi yang tegas dari BK DPR maupun aparat penegak hukum (KPK) terkait dengan penyalahgunaan anggaran dan transaksional dalam proses pengawasan," tutur Jeirry.

Juga, parpol dituntut untuk bersikap tegas mengawasi caleg incumbentnya. Jika terbukti bermasalah, parpol harus berani mencoretnya dari Daftar Caleg Sementara (DCS).

"Parpol harus melakukan evaluasi menyeluruh. Dana kampanye juga harus dibuka. Kalau ada masalah, masih ada kesempatan untuk mengganti DCS," pungkas Badoh.


Banyak Caleg Muka Lama, Kinerja DPR Tak Akan Berubah

Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) meyakini Pemilu 2014 tak akan membawa perubahan yang berarti terhadap kinerja DPR. Ini karena pemilu legislatif masih banyak diikuti bakal caleg incumbent.

"90,5 % anggota DPR maju lagi. Maka karakter 2014 tidak akan berbeda dengan 2009. Nggak akan ada kemajuan," kata Direktur LPI Boni Hargens dalam pemaparannya di Galeri Cafe, Jl Cikini Raya, Minggu (5/4/2013).

Karena caleg didominasi muka lama, maka ini akan menjadi persaingan para calon berpengalaman. Boni menyatakan, calon yang paling lihai-lah yang akan memenangkan pileg nanti.

Untuk partai-partai baru, mereka akan menerima limpahan suara dari simpatisan partai lama. Pasalnya, banyak simpatisan partai lama yang kecewa karena partainya tersandung korupsi.

"Seperti NasDem atau Gerindra akan menerima limpahan dari partai sebelumnya. Seperti Partai Islam, PKS, yang mendapat kekecewaan karena kasus korupsi. Termasuk Demokrat bakal terjadi migrasi deras," tuturnya.

Namun demikian, kemenangan di Pileg belum tentu mencerminkan kemenangan di Pilpres nantinya. Ini karena Pilpres lebih bertumpu pada kharisma ketokohan calon.

Berikut adalah urutan parpol dengan caleg incumbent, dari yang terbanyak hingga yang terendah.

1. PKS: 100 % incumbent
2. Partai Demokrat: 94,10 % incumbent
3. Partai Golkar: 92,80 % incumbent
4. PDIP: 92,30 % incumbent
5. PAN: 91,30 % incumbent
6. PPP: 89,80 % incumbent
7. PKB: 89,30 % incumbent
8. Partai Gerindra: 86,80 % incumbent
9. Partai Hanura: 86,70 % incumbent


sumber: news.detik.com
ilustrasi: suasana sidang DPR
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :