Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2015 @ majalahbuser.com
Jakarta - PDIP menuding adanya skenario politik untuk menjegal Tri Rismaharini dalam Pilkada Surabaya. Setelah sempat menjadi satu-satunya bakal calon, Risma yang berpasangan Wisnu mendapat lawan di menit-menit akhir.

Adalah pasangan Dhimam-Haries yang diusung PD dan PAN yang menjadi lawan bagi Risma-Wisnu.
Selasa,  4 Agustus 2015

Tujuh Pilkada Ditunda Tahun 2017
Tapi sayangnya, Haries tiba-tiba 'menghilang' setelah pasangannya, Dhimam menyebut Haries menerima telepon dari seseorang.

"Saya bingung kenapa dia tiba-tiba pergi. Saya nggak tahu maunya apa. Tapi tadi saya telepon, ada beberapa alasan yang disampaikannya," ujar Dhimam, Senin (3/8/2015) malam.

Dhimam pun tak rinci menjelaskan apa saja alasan yang disebutkan Haries. Namun diketahui, Haries menghilang setelah sempat menerima telepon dari seseorang yang memintanya untuk mundur.

"Dia saat itu mendapat telepon, diminta untuk mundur," katanya.

Dihubungi terpisah, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menduga ada skenario untuk menjegal Risma dalam Pilkada Surabaya. Terobosan hukum, lanjut Hasto, merupakan hal yang diharap bisa menjadi solusi.

"Ketika ada sosok pemimpin yang berhasil karena komitmen kerakyatannya dan kemudian memiliki legitimasi yang kuat untuk mendapatkan dukungan rakyat tapi kemudian dihambat skenario politik maka kita harus mencari terobosan hukum agar kedaulatan rakyat tidak dikalahkan oleh skenario politik tertentu," kata Hasto, Senin (3/8/2015) malam.

Kekhawatiran Hasto bukanlah omong kosong. Lantaran sebagian besar pasangan calon yang akhirnya ditunda hingga 2017 didukung partai berlambang banteng moncong putih.

1. Kabupaten Tasikmalaya di  Jawa Barat.
Hanya ada satu pasangan calon yaitu Ruzhanul Ulum dan Ade Sugianto. Pasangan ini petahana dan masih menjabat bupati dan wakil bupati. Kedua calon ini diusung PDIP, PPP, Golkar, PAN, dan PKS.

2. Kabupaten Blitar di Jawa Timur.
Riyanto dan Urip Widodo. Riyanto diketahui merupakan mantan Bupati Blitar. Sedangkan, Urip merupakan Ketua DPC PDIP di Blitar. Pasangan ini diusung PDIP dan Gerindra. Gabungan kedua partai ini memiliki 19 kursi di DPRD Blitar.

3. Kota Mataram di Nusa Tenggara Barat.
Kota Mataram ada pasangan incumbent Ahyar Abduh - Mohan Roliskana. Pasangan ini sebenarnya diusung Partai Golkar. Namun, pasangan ini jadi gagal karena calon pasangan lain yaitu Salman - Jana Handiyana dalam menit terakhir jelang pendaftaran bersama parpol pengusung yang memaksakan pendaftarannya agar bisa diterima.

"Untuk Kota Mataram, kemarin ada pasangan yang baru mendaftar dan dalam tanda petik terjadi penerimaan pendaftaran yang terpaksa. Dan, setelah dikoreksi, cek oleh KPU provinsinya, tadi malam telah ditetapkan, pasangan calon itu tidak bisa atau dibatalkan," ujar Hadar.

4. Kota Samarinda di Kalimantan Timur.
Untuk Kota Samarinda (Kalimantan Timur), ada pasangan petahana Syaharie Jaang dan Nusyirwan Ismail yang diusung Demokrat, NasDem, dan Gerindra.

Sebenarnya ada pasangan calon tandingan yang mendaftar di hari terakhir Pilkada Kota Samarinda. Namun, kedua pasangan ini dinilai tak sesuai prosedur karena berkas juga tak lengkap.

5. Kabupaten Timor Tengah Utara. di Nusa Tenggara Timur.
Untuk Kabupaten Timor Tengah Utara (NTT) terdapat pasangan Raymundus Sau Fernandes dan Aloysius Kobes. Pasangan calon tunggal ini diusung PDIP dan merupakan pasangan incumbent.

6. Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Hanya terdapat satu pasangan di kabupaten ini, yakni Indartato dan Yudi Sumbogo. Pasangan tersebut disokong Partai Demorat dan tiga partai pendukung, yaitu Partai Persatuan Pembangunan, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai NasDem.

7. Kota Surabaya, Jawa Timur.
Calon dari PDIP yang juga incumbent Risma-Wisnu terancam tak bertarung di Pilkada. Tak ada calon Parpol lain yang maju. Namun di last minute mendaftar Dhimam- Haries yang diusung PD dan PAN.

Namun Haries 'menghilang' di menit-menit akhir. Akhirnya Risma-Wisnu gagal bertarung di Pilkada karena lawannya tidak jadi mendaftar. (dtk)
ilustrasi
      Berita Daerah  :

      Berita Nasional :