Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Magelang - Jauh jalan yang harus kau tempuh mungkin samar bahkan mungkin gelap tajam kerikil setiap saat menggangu engkau lewati dengan kaki tak bersepatu...

itulah salah satu penggalan lirik lagu iwan fals seakan menggambarkan perjuangan anak-anak sekolah serta Pendidikan di SD SMP Negri Satu atap (Satap) di Desa Adipuro Kecamatan Kaliangkrik Magelang, Jawa Tengah.
Kamis, 30 Januari 2014

SD SMP Negri Satu Atap (Satap) Kaliangkrik:
Murid  Jalan Kaki 5km Menuju Sekolah
Jalanan yang terjal di perbukitan serta tanjakan yang curam didataran tinggi lereng gunung sumbing didapati beberapa anak sekolah harus berpacu dengan waktu, menyusuri lereng lereng bukit melewati persawahan. Tetapi hal itu tidak menjadi kendala bagi anak anak menuju kesekolah demi meraih cita-citanya.

Amru Rikza (14) anak Kelas 2 Smp Satap ini mengakui bahwa dirinya untuk berangkat ke sekeloh harus menempuh jarak 5 kilo  dengan jalan kaki  oleh karena itu dirinya harus bergegas menyiapkan perlatan sekolah dan berangkat pukul 04.30 dini hari.  Akan tetapi walaupun jauh jarak yang ditempuh, tetap tidak menyurutkan niatnya untuk bersekolah demi cita-citanya.

Ia mengaku kalau ia besar ingin menjadi Gubernur jawa tengah seperti Ganjar Pranowo ia juga ingin melanjutkan pendidikanya sampai Perguruan Tinggi tuturnya.

Semangat yang gigih dan tak kenal menyerah itu tercermin dari muka polos anak anak sekolah di SD-SMP Negri Satap pasalnya, walau banyak keterbatasan dari pada Fasiltas Insfrastruktur yang dimiliki sekolah seperti keberadaan ruang kelas yang masih ndompleng di rumah warga, juga fasilitas buku dan lainya masih serba minim, akan tetapi prestasi yang diperoleh murid-murid tidak kalah dibanding sekolah-sekolah lain pada umumnya bahkan seperti sekolah berstandar internasional.

Untuk tahun ini siswa yang mendapat nilai sempurna 10 yaitu dalam mata pelajaran Mate-mateka ada 12 anak untuk SMP  dan seluruh kelas telah mahir dalam percakapan bahasa inggris karena para pendidik juga membiasakanya dalam setiap KBM selalu diselingi percakapan dan gramer Inggris.

Juga dari beberapa kegiatan perlombaan tingkat kecamatan dan Kabupaten sering mendapat juara seperti juara 1. Satu lomba Catur tingkat kabupaten dan juara 2 lomba Cerdas cermat serta juara 1 lomba Tilawah pidoto tingkat Kecamatan.

Kepala Sekolah SD-SMP Negri Satap Zaenal Arifin saat ditemui wartawan, Sabtu (21/12) memaparkan, Sekolah tersebut didirikan tahun 2009 karena desakan warga Desa akan keberadaan pendidikan di masyarakat sekitar terutama di daerah Adipuro Prampaelan Munggangsari bahwa, hampir rata-rata SDM disini masih tertinggal pasalnya pendidikan hanya Sampai SD,

"Bahkan banyak yang tidak sekolah, dengan segala keterbatasan kami dewan komite sekolah bersama aparat Desa mendirikanya, dan sampai kini telah berjalan 5 tahun" jelas Zaenal Arifin

"Ya sudah ada perkembangan dalam merubah mindside warga disini akan pentingya pendidikan bahkan murid mrid disini mulai dari SD-SMP telah mencapai 441 juga telah meluluska 3 periode Sd dua kali dan SMP satu kali dan banyak prestasi yang telah diperoleh para siswa dari tingkat Kecamatan sampai Kabupaten" lanjut Zaenal Arifin.

Zaenal juga menambahkan, dari sisi Prestasi dan Kemajuan anak didik SD-SMP itu sudah mampu bersaing diera global karena anak didik disitu semangat-semangat, bahkan ada yang mampu mendapat nilai sempurna di mata pelajaran matematika dan Ipa.

"Prestasi yang didapat setiap tahunya selalu membanggakan, tapi yaitu dalam hal Fasilitas dan Insfrastruktur tidak memadai bahkan kelas masih ndompleng dirumah warga dan serba kekurangan" imbuhnya.

"Anak didik disekolah sini itu dari beberapa pelosok desa yang jangkaun aksesnya berada diantara desa lereng sumbing, karena sekolah ini satu-satunya. Banyak anak-anak dari beberapa desa yang harus menempuh 5 km, dan itu ditempuh dengan jalan kaki serta melewati sawah dan lereng bukit. Anak-anak itu berangkat dipagi buta sekitar ba'da subuh. Kalaupun memang ingin melanjutkan ke jenjang selanjunya harus ke Mbeseran Kaliangkrik, dan itu jauh dibawah sana". Terang Zaenal.  (Wie)
Sebagian siswa SMPN Satu Atap saat kerjakan soal mid semester dengan duduk lesehan di rumah penduduk, 10/2013  (doc:kr)

      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :