Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2011 @ majalahbuser.com
Welcome to Our Website   www.majalahbuser.com
Redaksi Iklan Pemasaran : Komplek Ruko Stadion Brawijaya  Jl. Ahmad Yani D-6  Kediri
Telp.(0354)-7000500 Fax. 0354 – 692543  E-mail : redaksi@majalahbuser.com
copyright . 2012 @ majalahbuser.com
Sebagaimana yang dimuat oleh harian New York Times, koran tersebut dengan panjang lebar mengulas insiden tersebut. Pada edisi cetak yang terbit hari ini, Sabtu (13/7/2013) di halaman A8, koran ini menuliskan kerusuhan yang dipicu matinya aliran listrik dan air itu mengganggu kekhusyukan umat Islam yang sedang melaksanakan ibadah puasa.
Minggu, 14 Juli 2013

Insiden LP Tanjung Gusta Jadikan Indonesia "Mendunia"

Jakarta - Berbagai media internasional ikut menyoroti insiden kekacauan yang terjadi di Lembaga Pemasyarakatan Tanjung Gusta, Medan.
Kantor Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas I Tanjung Gusta, Medan, terbakar, Kamis (11/7/2013) malam. Lapas diduga dibakar sekelompok narapidana akibat adanya pemadaman listrik dan matinya air PDAM dalam Lapas. Diduga sekitar 300 napi berhasil kabur

New York Times juga mengutip penilaian pengamat, bahwa penyebab lain yang lebih mendasar adalah buruknya pengelolaan lembaga pemasyarakatan oleh Kementerian Hukum dan HAM.

Sementara itu, BBC juga ikut menyorot kasus ini, dan bahkan meng-up date berita berdasarkan perkembangan yang terjadi di lapangan. Kali ini, BBC mengutip juru bicara Polda Sumatra Utara, Heru Prakoso, yang mengatakan bahwa para penghuni LP menjadi marah karena listrik dan air tidak tersedia.

CNN juga tak mau ketinggalan untuk meliput peristiwa Tanjung Gusta. Dalam beritanya, stasiun televisi ini menyatakan bahwa Tanjung Gusta mencerminkan kondisi umum penjara di Indonesia yang kelebihan kapasitas.

DI sisi lain, CNN justru memuji Pemerintah Indonesia lantaran berhasil memenjarakan banyak narapidana terorisme. Salah satunya adalah dipenjarakan di LP Tanjung Gusta Medan.

CNN menyatakan, "Sejak terjadinya peristiwa bom bali pada 2002, Pemerintah Indonesia telah menangkap dan memenjarakan ratusan teroris. Salah satu jaringan teroris yang berhasil dilemahkan adalah Jemaah Islamiyah."

Dari Indonesia, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampak gusar atas terjadinya kasus tersebut. Dia menyayangkan tidak adanya pernyataan resmi dari instansi terkait atas kasus yang terjadi.

Hingga saat ini, sebanyak 118 orang narapidana dari LP Tanjung Gusta, yang kabur belum tertangkap kembali. Empat orang di antaranya adalah narapidana kasus terorisme.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan HAM Djoko Suyanto menjelaskan Lapas Tanjung Gusta dihuni 2.599 narapidana padahal kapasitas lapas itu hanya 1.054 narapidana. Dari sebanyak itu, narapidana yang melarikan diri mencapai 212 orang.

"Tertangkap kembali ada 94 orang narapidana, dan 118 orang dalam pengejaran. Di antara yang lari lima orang napi teroris tertangkap dan empat orang masih dalam pengejaran," ucap Djoko dalam jumpa pers usai rapat terbatas di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Sabtu (13/7/2013).

Djoko menjelaskan penyebab kerusuhan yang terjadi di Lapas Tanjung Gusta pada Kamis (11/7/2013) lalu adalah mati listrik yang berdampak pada macetnya pasokan air bersih mulai dari pagi hingga sore hari.


Kerugian Tanjung Gusta Capai Rp 55 Miliar

Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Sumatera Utara memperkirakan kerugian akibat kebakaran Lembaga Pemasyarakat Kelas I Tanjung Gusta Medan mencapai Rp 55 miliar.
   
"Perhitungan sementara mencapai Rp 55 miliar," kata Kepala Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Sumut Budi Sulaksana di depan Lapas Tanjung Gusta Medan, Sabtu (13/7/2013).
   
Menurut Budi, nilai kerusakan tersebut mencapai Rp 55 miliar karena banyaknya benda-benda mahal yang ikut terbakar dalam peristiwa yang terjadi pada hari Kamis (11/7/2013) malam itu. Ia mencontohkan seluruh peralatan media, obat-obatan, komputer, dan berbagai alat elektronik yang terdapat di bagian kantor Lapas Tanjung Gusta Medan. "Di bagian kantor, kerusakannya mencapai 100 persen," katanya.
   
Ia mengatakan bahwa pihaknya sedang memperbaiki kerusakan yang ada, mulai dari mengganti bangunan yang rusak, mengganti dokumen kemasyarakatan, hingga penyediaan berbagai peralatan elektronik dan medis.
   
Untuk pembangunan fisik, pihaknya berupaya untuk "ngebut" dan diperkirakan dapat diselesaikan selama dua minggu. Kemudian, hal yang terkait dengan dokumen kemasyarakatan, pihaknya akan mengambilnya dari database Kanwil Kemenkumham Sumut.
   
Dengan maksimalnya tingkat kerusakan tersebut, pihaknya meniadakan waktu kunjungan narapidana untuk sementara waktu.
   
Selain tidak ada ruangan untuk pertemuan keluarga dengan narapidana, juga disebabkan adanya kekhawatiran terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan dalam kunjungan tersebut. "Saat ini, kondisi berantakan. Khawatirnya nanti mereka terkena beling (pecahan kaca)," katanya. (berbagai sumber)
      Berita Nasional :

      Berita Daerah  :